Archive for January 2016
nama Fitri Yuniarti prodi PGSD/III.B STKIP PGRI METRO
0
Nama : Fitri Yuniarti
Prodi : PGSD/ III.B
Prodi : PGSD/ III.B
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Kelas/ semester :
VI / 2
Mata
Pelajaran : Ilmu
Pengetahuan Alam
Alokasi Waktu : Pukul 09.55 – 10.35 ( 40 menit)
Standar Kompetensi : Memahami pentingnya penghematan energi
A. Kompetensi Dasar : Mermbuat suatu karya atau model yang menggunakan energi
listrik (bel listrik, alarm, model lampu lalu lintas, model
penerangan rumah).
Standar Kompetensi : Memahami pentingnya penghematan energi
A. Kompetensi Dasar : Mermbuat suatu karya atau model yang menggunakan energi
listrik (bel listrik, alarm, model lampu lalu lintas, model
penerangan rumah).
B. Indikator : -
Menentukan karya yang akan dibuat.
- Menyiapkan alat dan bahan yang sesuai.
- Membuat bel listrik, alarm, model lampu lalu lintas, atau model penerangan
rumah.
- Menyiapkan alat dan bahan yang sesuai.
- Membuat bel listrik, alarm, model lampu lalu lintas, atau model penerangan
rumah.
C. Tujuan
Pembelajaran :
1. Melalui
metode tanya jawab siswa dapat menyebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam
membuat model lampu lalu lintas dengan benar.
2. Melalui
diskusi dan pengamatan siswa dapat menjelaskan urutan membuat model lampu lalu
lintas dengan tepat.
3. Melalui
kegiatan demonstrasi siswa dapat membuat model lampu lalu lintas dengan benar.
4.
Meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dengan merancang model lampu lalu
lintas melalui diskusi.
5. Meningkatkan pemahaman siswa
tentang cara kerja lampu lalu lintas melalui tanya
jawab.
jawab.
6.
Meningkatkan pemahaman siswa tentang fungsi masing-masing komponen yang
digunakan dalam model lampu lalu lintas melalui pengamatan.
digunakan dalam model lampu lalu lintas melalui pengamatan.
7..
Meningkatkan ketrampilan ilmiah siswa dengan membuat model lampu lalu lintas,
melalui pengamatan dan demonstrasi.
Karakter Siswa yang Diharapkan : Dapat Dipercaya,Mempunyai Rasa Hormat,Toleransi,Kerjasama, Tanggung Jawab, Berani, Dan Cinta Lingkungan.
Karakter Siswa yang Diharapkan : Dapat Dipercaya,Mempunyai Rasa Hormat,Toleransi,Kerjasama, Tanggung Jawab, Berani, Dan Cinta Lingkungan.
D. Materi
Pembelajaran :
Penghematan energi atau konservasi
energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan
penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan
menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan
kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan
berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan
negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi
serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi,
sedangkan pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan
keuntungan dengan melakukan penghemaan energi.
Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi
energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya
kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya
energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau impor energi. Berkurangnya permintaan
energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi.
Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting
dari mencegah atau mengurangi perubahan
iklim. Penghematan
energi juga memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat
diperbaharui dengan
sumber-sumber yang dapat
diperbaharui.
Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah
lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi.
1. Salah satu alat
yang menggunakan energi listrik adalah lampu lalu lintas.
2. Fungsi lampu lalu lintas adalah untuk mengatur kepadatan, kesemrawutan dan kemacetan
kendaraan di jalan raya, terutama yang akan melintasi simpangan.
2. Fungsi lampu lalu lintas adalah untuk mengatur kepadatan, kesemrawutan dan kemacetan
kendaraan di jalan raya, terutama yang akan melintasi simpangan.
3. Lampu lalu lintas
mengatur kendaraan di lintasan mana yang harus maju terlebih dahulu,
sementara kendaraan dari arah yang lain harus berhenti.
4. Sumber energi yang digunakan dalam membuat model lampu lalu lintas sederhana adalah
baterai.
sementara kendaraan dari arah yang lain harus berhenti.
4. Sumber energi yang digunakan dalam membuat model lampu lalu lintas sederhana adalah
baterai.
E. Metode
Pembelajaran :
a. Kerja kelompok
b. Demonstrasi
c. Tanya Jawab
a. Kerja kelompok
b. Demonstrasi
c. Tanya Jawab
F. Langkah-langkah
Pembelajaran :
A. Kegiatan awal pelajaran
A. Kegiatan awal pelajaran
1. Memberi
salam, perkenalan, mengbsen, dan menanyakan keadaan siswa.
2.
Apersepsi,Tanya jawab :
a. Energi apa
yang digunakan untuk menyalakan lampu lalu lintas?
b. Ada
berapa warna lampu lalu lintas itu?
c. Bila
lampu lalu lintas menyala merah, maka kendaraan harus... .
d.
Memberikan motivasi dengan menunjukan alat peraga.
2. Merumuskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai
Tujuan kegiatan pembelajaran
Marilah anak-anak, kita belajar
bagaimana cara merancang dan membuat
model lampu lalu lintas sederhana. Diharapkan setelah pelajaran ini selesai, siswa
dapat memahami cara kerja lampu lalu lintas serta dapat membuat model lampu
lalu lintas sederhana.
model lampu lalu lintas sederhana. Diharapkan setelah pelajaran ini selesai, siswa
dapat memahami cara kerja lampu lalu lintas serta dapat membuat model lampu
lalu lintas sederhana.
3. Menyiapkan materi pembelajaran dan
menjabarkan materi
tersebut ke dalam tugas
tugas kelompok.
tugas kelompok.
Alternatif kegiatan pembelajaran
Anak-anak, kita akan belajar melalui
kegiatan kerja kelompok, tanya jawab,
pengamatan dan demonstrasi.
pengamatan dan demonstrasi.
4. Menyusun
peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat
memulai dan
mengakhiri, dan tata tertib lainnya.
B. Kegiatan
Inti Pelajaran
·
Mengemukakan
lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari.
Siswa menyimak penjelasan guru tentang kegunaan dan cara kerja lampu lalu lintas.
Siswa menyimak penjelasan guru tentang kegunaan dan cara kerja lampu lalu lintas.
- Membentuk kelompok
Siswa membentuk kelompok kerja/diskusi dibimbing oleh guru. - Mengemukakan tugas setiap
kelompok kepada ketua
kelompok atau langsung kepada semua siswa
Siswa mengamati model lampu lalu lintas yang diperlihatkan guru. - Mengemukakan peraturan dan tata
tertib serta saat memulai
dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
a. Siswa yang belum tuntas diberi kesempatan menjawab pertanyaan lisan dari guru,
tentang cara kerja lampu lalu lintas.
b. Siswa mengerjakan LKS dan membuat model lampu lalu lintas dibawah bimbingan
guru secara berkelompok. - Mengawasi, memonitor, dan
bertindak sebagai fasilitator
selama siswa melakukan kerja
kelompok.
Guru berkeliling mengamati kerja kelompok para siswa. - Pertemuan klasikal untuk
pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain
atau dari guru.
Guru memberikan umpan balik dari hasil karya siswa.
c) Kegiatan Mengakhiri Pelajaran
- Melakukan evaluasi hasil dan
proses
Siswa mengerjakan test formatif - Melaksanakan
tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum dikuasai siswa maupun memberi tugas pengayaan
bagi siswa yang telah menguasai materi metode kerja kelompok tersebut
Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung - Menutup pelajaran
G.
Evaluasi Pelajaran :
Bentuk : Test tertulis / test
formatif
Jenis test : Uraian
Soal test formatif
o Apa fungsi
sakelar pada model lampu lalu lintas?
Jawab : Untuk menghidupkan dan mematikan/menghubungkan dan memutus arus listrik dari baterai ke lampu.
Jawab : Untuk menghidupkan dan mematikan/menghubungkan dan memutus arus listrik dari baterai ke lampu.
o Bila sakelar
yang dihubungkan ke lampu merah dihidupkan sedangkan sakelar untuk lampu hijau
dan kuning dimatikan, apa yang terjadi?
Jawab : Lampu merah akan menyala,
sedangkan lampu hijau dan kuning akan
padam
By : Unknown
makalah pengembangan bahan ajar
0
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan dan senantiasa meridhoi amal ibadah kita. Kesejahteraan dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya sehingga makalah yang berjudul “pengembangan bahan/bahan ajar” ini dapat terselesaikan.
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami secara mendalam tentang pelajaran ilmu pendidikan metodolongi pembelajaran .
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kepada para pembaca, kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
Kepada Dosen mata kuliah Metodologi Pembelajaran SD yang telah memberikan tugas makalah ini, dan juga kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik konstruktif demi sempurnanya makalah ini, kami sampaikan banyak terima kasih.
Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat bagi kami khususnya, juga bagi rekan-rekan mahasiswa pada umumnya. Amiin ya robbal ‘alamiin.
A. Latar Belakang
1. Apa yang dimaksud dengan bahan ajar?
2. Apa pengertian bahan ajar?
3. Apa saja jenis-jenis bahan ajar?
4. Apa saja bentuk-bentuk bahan ajar?
5. Bagaimana Kriteria Bahan Ajar yang Baik?
6. Apa tujuan dan manfaat pengembangan bahan ajar?
7. Bagaimana pengembangan bahan ajar?
e. Handout, merupakan bahan tertulis yang siapkan oleh seorang guru untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik
MAKALAH
Pengembangan Bahan/Bahan Ajar
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran SD
Pengembangan Bahan/Bahan Ajar
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran SD
Dosen
Pengampu : Muhamad Afandi M.Pd.I
OLEH :
RIFDA
DENITA SARI 141350056
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
STKIP PGRI METRO LAMPUNG
TAHUN 2015
STKIP PGRI METRO LAMPUNG
TAHUN 2015
Daftar isi
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………........
a. Latar Belakang……………………………………………......
b. Rumusan Masalah………………………………………….....
c. Tujuan Penulisan………………………………………...........
Bab II Pembahasan………………………………………………………........
a. Pengertian
Bahan Ajar (instructional materials).........................
b. Jenis-jenis
Bahan Ajar …………………......…..........................
c. Bentuk-Bentuk
Bahan Ajar …………………….....……...........
d. Kriteria
Bahan Ajar yang Baik…...............................................
e. Fungsi
Bahan Ajar.....................................................................
f. Tujuan,
dan Manfaat Pengembangan Bahan Ajar.....................
g. Prinsip
Pemilihan Bahan Ajar....................................................
h. Langkah-langkah
Pemilihan Bahan Ajar...................................
Bab III Penutup………………………………………………………………….
a. Kesimpulan dan Saran…………………………………...........
b. Penutup…………………………………………………...........
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan dan senantiasa meridhoi amal ibadah kita. Kesejahteraan dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya sehingga makalah yang berjudul “pengembangan bahan/bahan ajar” ini dapat terselesaikan.
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami secara mendalam tentang pelajaran ilmu pendidikan metodolongi pembelajaran .
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kepada para pembaca, kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
Kepada Dosen mata kuliah Metodologi Pembelajaran SD yang telah memberikan tugas makalah ini, dan juga kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik konstruktif demi sempurnanya makalah ini, kami sampaikan banyak terima kasih.
Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat bagi kami khususnya, juga bagi rekan-rekan mahasiswa pada umumnya. Amiin ya robbal ‘alamiin.
Metro,
13 November 2015
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengapa guru perlu
mengembangkan Bahan Ajar?
Karena Guru harus memiliki atau menggunakan bahan
ajar yang sesuai dengan :
kurikulum,
karakteristik sasaran,
tuntutan pemecahan masalah belajar.
kurikulum,
karakteristik sasaran,
tuntutan pemecahan masalah belajar.
Salah satu masalah penting yang
sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau
menentukan bahan ajar atau materi pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu
siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam
kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar
dalam bentuk materi pokok. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok
tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara
memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang dimaksud
adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru dan cara
mempelajarinya ditinjau dari pihak siswa.
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan tersebut, diharapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lebih optimal dan bervariasi dan pada akhirnya hasil belajar maupun aktivitas peserta didik diharapkan juga meningkat. Perolehan bahan ajar seharusnya tidak hanya didapatkan dari satu
sumber saja karena dengan diperolehnya bahan ajar hanya dari satu sumber tidak
akan dapat memaksimalkan hasil belajar. Siswa tidak akan mendapatkan ilmu lebih,
mereka hanya menghafal sebuah ilmu dan akan melupakannya. Oleh karena itu,
diperlukan pengembangan bahan ajar yang seharusnya dapat ditemukan oleh guru dari
berbagai sumber atau bahkan dari siswa itu sendiri. Pengembangan bahan ajar yang
tidak hanya terpaku pada satu sumber bahan ajar guru dapat mengembangkan
kecerdasan siswa dan dapat pula memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.
Guru sebagai pengembang bahan ajar hendaknya mengetahui tentang apa dan
bagaimana bahan ajar itu, sehingga guru dapat mengembangkan bahan ajar. Oleh
karena itu, pada makalah ini kami mengbahas tentang pengembangan bahan ajar
supaya dapat menjadi panduan pengetahuan mahasiswa calon guru untuk menghadapi tugasnya kelak sebagai guru dan pengembang bahan ajar.
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan tersebut, diharapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lebih optimal dan bervariasi dan pada akhirnya hasil belajar maupun aktivitas peserta didik diharapkan juga meningkat. Perolehan bahan ajar seharusnya tidak hanya didapatkan dari satu
sumber saja karena dengan diperolehnya bahan ajar hanya dari satu sumber tidak
akan dapat memaksimalkan hasil belajar. Siswa tidak akan mendapatkan ilmu lebih,
mereka hanya menghafal sebuah ilmu dan akan melupakannya. Oleh karena itu,
diperlukan pengembangan bahan ajar yang seharusnya dapat ditemukan oleh guru dari
berbagai sumber atau bahkan dari siswa itu sendiri. Pengembangan bahan ajar yang
tidak hanya terpaku pada satu sumber bahan ajar guru dapat mengembangkan
kecerdasan siswa dan dapat pula memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.
Guru sebagai pengembang bahan ajar hendaknya mengetahui tentang apa dan
bagaimana bahan ajar itu, sehingga guru dapat mengembangkan bahan ajar. Oleh
karena itu, pada makalah ini kami mengbahas tentang pengembangan bahan ajar
supaya dapat menjadi panduan pengetahuan mahasiswa calon guru untuk menghadapi tugasnya kelak sebagai guru dan pengembang bahan ajar.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahan ajar?
2. Apa pengertian bahan ajar?
3. Apa saja jenis-jenis bahan ajar?
4. Apa saja bentuk-bentuk bahan ajar?
5. Bagaimana Kriteria Bahan Ajar yang Baik?
6. Apa tujuan dan manfaat pengembangan bahan ajar?
7. Bagaimana pengembangan bahan ajar?
C.
Tujuan
Setiap ada maksud pasti ada tujuan, demikian juga makalah ini disusun mempunyai beberapa tujuan:
1. Mahasiswa mampu memahami tentang apa itu bahan ajar?
2. Mahasiswa mampu memahami tentang apa tujuan dan manfaat pengembangan bahan
ajar?
3. Mahasiswa mampu memahami tentang pemilihan bahan ajar
4. Mahasiswa mampu menyusun bahan ajar
Setiap ada maksud pasti ada tujuan, demikian juga makalah ini disusun mempunyai beberapa tujuan:
1. Mahasiswa mampu memahami tentang apa itu bahan ajar?
2. Mahasiswa mampu memahami tentang apa tujuan dan manfaat pengembangan bahan
ajar?
3. Mahasiswa mampu memahami tentang pemilihan bahan ajar
4. Mahasiswa mampu menyusun bahan ajar
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1. Bahan Ajar
A. Pengertian Bahan Ajar
(instructional materials)
Bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
(National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for
Competency Based Training) dalam Bintek KTSP 2009 (2009: http://bandono.web).
Dengan kata lain, Bahan ajar merupakan alat atau sarana pembelajaran yang
berisi materi, metode,batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang
secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Bahan
ajar akan mengurangi beban guru dalam menyajikan materi (tatap muka), sehingga
dosen lebih banyak waktu untuk membimbing dan membantu peserta didik dalam
proses pembelajaran.
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
(National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for
Competency Based Training) dalam Bintek KTSP 2009 (2009: http://bandono.web).
Dengan kata lain, Bahan ajar merupakan alat atau sarana pembelajaran yang
berisi materi, metode,batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang
secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Bahan
ajar akan mengurangi beban guru dalam menyajikan materi (tatap muka), sehingga
dosen lebih banyak waktu untuk membimbing dan membantu peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Wahidin
menyatakan bahwa materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan,keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Banyak orang menganggap bahwa bahan ajar sama dengan buku teks,padahal keduanya adalah dua hal yang berbeda. Bahan ajar berbeda dengan buku
teks.
standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Banyak orang menganggap bahwa bahan ajar sama dengan buku teks,padahal keduanya adalah dua hal yang berbeda. Bahan ajar berbeda dengan buku
teks.
B.
Jenis-jenis Bahan Ajar
Jenis-jenis bahan ajar meliputi:
Jenis-jenis bahan ajar meliputi:
a. Lembar informasi
(information sheet)
b.Operation sheet
c. Jobsheet
d. Worksheet
b.Operation sheet
c. Jobsheet
d. Worksheet
Lembar
kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk,
langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan
dalam lembar kegiatan harus jelas KD yang akan dicapainya. Lembar kegiatan
dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar
kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila
tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi
tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa
teoritis atau tugas-tugas praktis. Tugas
teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat
resume untuk dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja
laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survey tentang harga cabe dalam
kurun waktu tertentu di suatu tempat. Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah
bagi guru, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan
belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas
tertulis
e. Handout, merupakan bahan tertulis yang siapkan oleh seorang guru untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik
f. Modul, merupakan
alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul
adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara
mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:
batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul
adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara
mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:
• Petunjuk belajar
(Petunjuk siswa/guru)
• Kompetensi yang akan dicapai
• Content atau isi materi
• Informasi pendukung
• Latihan-latihan
• Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
• Evaluasi
• Balikan terhadap hasil evaluasi
• Kompetensi yang akan dicapai
• Content atau isi materi
• Informasi pendukung
• Latihan-latihan
• Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
• Evaluasi
• Balikan terhadap hasil evaluasi
Bahan ajar berbentuk
modul setidaknya terdiri atas tujuh komponen,
yaitu:
1. Tujuan pembelajaran/pelatihan
2. Lembar evaluasi
3. kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas
4. Lembaran kegiatan siswa, yang berisi substansi kompetensi yang akan
dipelajari/diantarkan
5. Lembaran kerja siswa
6. Kunci lembar kerja
7. Pedoman bagi guru
yaitu:
1. Tujuan pembelajaran/pelatihan
2. Lembar evaluasi
3. kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas
4. Lembaran kegiatan siswa, yang berisi substansi kompetensi yang akan
dipelajari/diantarkan
5. Lembaran kerja siswa
6. Kunci lembar kerja
7. Pedoman bagi guru
Bahan
ajar dalam bentuk modul dibedakan menjadi dua jenis, yaitu modul inti dan modul
pengayaan. Modul inti berisi substansi pembelajaran kompetensi minimal yang
harus dikuasai oleh siswa, sedangkan modul pengayaan berisi substansi yang
bersifat memperluas dan memperdalam kompetensi yang ada pada modul inti
C.
Bentuk-Bentuk Bahan Ajar
Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:
a. Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi
seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang
dipelajari
b. Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit
c. Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah
d. Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu
e. Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja
f. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan
aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa
g. Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar
h. Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri
Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:
a. Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi
seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang
dipelajari
b. Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit
c. Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah
d. Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu
e. Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja
f. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan
aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa
g. Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar
h. Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri
Bandono (2009:
http://bandono.web.id) Penyusunan Bahan Ajar Cetak
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Susunan tampilan
2. Bahasa yang mudah
3. Menguji pemahaman
4. Stimulan
5. Kemudahan dibaca
6. Materi instruksional
Bahan cetak terdiri dari hand out, buku, modul, lembar kerja siswa,brosur, leaflet, wallchart
• Audio Visual seperti: video/film,VCD
• Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH
• Visual: foto, gambar, model/maket.
• Multi Media: CD interaktif, computer Based, Internet
D. Kriteria Bahan Ajar yang Baik
Bahan ajar yang diberikan kepada siswa haruslah bahan ajar yang berkualitas. Bahan ajar yang berkualitas dapat menghasilkan siswa yang berkualitas, karena siswa mengkonsumsi bahan ajar yang berkualitas. Menurut Furqon Bahan ajar yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Susunan tampilan
2. Bahasa yang mudah
3. Menguji pemahaman
4. Stimulan
5. Kemudahan dibaca
6. Materi instruksional
Bahan cetak terdiri dari hand out, buku, modul, lembar kerja siswa,brosur, leaflet, wallchart
• Audio Visual seperti: video/film,VCD
• Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH
• Visual: foto, gambar, model/maket.
• Multi Media: CD interaktif, computer Based, Internet
D. Kriteria Bahan Ajar yang Baik
Bahan ajar yang diberikan kepada siswa haruslah bahan ajar yang berkualitas. Bahan ajar yang berkualitas dapat menghasilkan siswa yang berkualitas, karena siswa mengkonsumsi bahan ajar yang berkualitas. Menurut Furqon Bahan ajar yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Substansi yang
dibahas harus mencakup sosok tubuh dari kompetensi atau sub
kompetensi yang relevan dengan profil kemampuan tamatan.
2. Substansi yang dibahas harus benar, lengkap dan aktual, meliputi konsep fakta,
prosedur, istilah dan notasi serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan
kompetensi.
3. Tingkat keterbacaan, baik dari segi kesulitan bahasa maupun substansi harus sesuai
dengan tingkat kemampuan pembelajaran.
4. Sistematika penyusunan bahan ajar harus jelas, runtut, lengkap dan mudah dipahami.
Anonim (2009: http://pbsindonesia.fkip-uninus.org) Dalam pengembangan
bahan ajar, maka bahan ajar harus memiliki beberapa kriteria sebagai berikut.
a) bahan ajar harus relevan dengan tujuan pembelajaran
b) bahan ajar harus seuai dengan taraf perkembangan anak;
c) bahan yang baik ialah bahan yang berguna bagi siswa baik sebagai perkembangan
pengetahuannya dan keperluan bagi tugas kelak di lapangan
d) bahan itu harus menarik dan merangsang aktivitas siswa
e) bahan itu harus disusun secara sistematis, bertahap, dan berjenjang
f) bahan yang disampaikan kepada siswa harus menyeluruh, lengkap dan utuh.
kompetensi yang relevan dengan profil kemampuan tamatan.
2. Substansi yang dibahas harus benar, lengkap dan aktual, meliputi konsep fakta,
prosedur, istilah dan notasi serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan
kompetensi.
3. Tingkat keterbacaan, baik dari segi kesulitan bahasa maupun substansi harus sesuai
dengan tingkat kemampuan pembelajaran.
4. Sistematika penyusunan bahan ajar harus jelas, runtut, lengkap dan mudah dipahami.
Anonim (2009: http://pbsindonesia.fkip-uninus.org) Dalam pengembangan
bahan ajar, maka bahan ajar harus memiliki beberapa kriteria sebagai berikut.
a) bahan ajar harus relevan dengan tujuan pembelajaran
b) bahan ajar harus seuai dengan taraf perkembangan anak;
c) bahan yang baik ialah bahan yang berguna bagi siswa baik sebagai perkembangan
pengetahuannya dan keperluan bagi tugas kelak di lapangan
d) bahan itu harus menarik dan merangsang aktivitas siswa
e) bahan itu harus disusun secara sistematis, bertahap, dan berjenjang
f) bahan yang disampaikan kepada siswa harus menyeluruh, lengkap dan utuh.
E. Fungsi Bahan Ajar
Fungsi
bahan ajar adalah sebagai motivasi dalam proses kegiatan belajar mengajar yang lakukan
oleh guru dengan materi pembelajaran yang kontekstual agar siswa dapat
melaksanakan tugas belajar secara optimal. Bahan ajar berfungsi sebagai berikut:
1. Pedoman bagi Guru
yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
diajarkan/dilatihkan kepada siswanya.
2. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari/dikuasainya.
3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran
4. membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar
5. membantu siswa dalam proses belajar
6. sebagai perlengkapan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelajaran
7. untuk menciptakan lingkungan / suasana balajar yang kondusif
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
diajarkan/dilatihkan kepada siswanya.
2. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari/dikuasainya.
3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran
4. membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar
5. membantu siswa dalam proses belajar
6. sebagai perlengkapan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelajaran
7. untuk menciptakan lingkungan / suasana balajar yang kondusif
F.
Tujuan, dan Manfaat Pengembangan Bahan Ajar
A. Tujuan Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar disusun dengan tujuan antar lain sebagai berikut
A. Tujuan Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar disusun dengan tujuan antar lain sebagai berikut
1. Menyediakan bahan
ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik
2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-
buku teks yang terkadang sulit diperoleh
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik
2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-
buku teks yang terkadang sulit diperoleh
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran
B. Manfaat Pengembangan
Bahan Ajar
Manfaat bagi guru antara lain sebagai berikut:
Manfaat bagi guru antara lain sebagai berikut:
1) Diperoleh bahan ajar
yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik
2) Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh
3) Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi
4) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar
5) Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik
karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya
6) Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
belajar peserta didik
2) Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh
3) Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi
4) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar
5) Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik
karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya
6) Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
Manfaat bagi Peserta Didik antara lain sebagai
berikut:
1) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2) Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap
kehadiran guru.
3) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya
1) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2) Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap
kehadiran guru.
3) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya
G.
Prinsip Pemilihan Bahan Ajar
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi:
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi:
a) prinsip relevansi
Prinsip
relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan
memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
b) Prinsip konsistensi
Prinsip
konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga
harus meliputi empat macam.
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga
harus meliputi empat macam.
c)
Kecukupan
Prinsip
kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
H. Langkah-langkah Pemilihan Bahan
Ajar
Materi
pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa
hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang
tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah
pemilihan bahan ajar meliputi :
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah
pemilihan bahan ajar meliputi :
1. Mengidentifikasi
aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi
aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau
dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam
kegiatan pembelajaran. Sejalan denganberbagai jenis aspek standar kompetensi, materi
pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi 3 jenis materi pembelajaran, yaitu:
dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi
aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau
dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam
kegiatan pembelajaran. Sejalan denganberbagai jenis aspek standar kompetensi, materi
pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi 3 jenis materi pembelajaran, yaitu:
a) Peta Pengetahuan,
Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi
menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987).
Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang,
lambang, peristiwa sejarah,nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain
sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis
prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.Materi jenis
prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-
langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.
b) Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan(apresisasi),
internalisasi, dan penilaian.
c) Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin,dan rutin.
menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987).
Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang,
lambang, peristiwa sejarah,nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain
sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis
prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.Materi jenis
prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-
langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.
b) Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan(apresisasi),
internalisasi, dan penilaian.
c) Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin,dan rutin.
2. Memilih jenis materi
yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
a) Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep,
prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan
mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan
kemudahan dalam cara mengajarkannya
b) Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih
jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk
keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan
strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-
beda.Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan
menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan
metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.
a) Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep,
prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan
mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan
kemudahan dalam cara mengajarkannya
b) Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih
jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk
keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan
strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-
beda.Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan
menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan
metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.
3. Memilih sumber bahan
ajar.
Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan
ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber
seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran,internet, media audiovisual, dsb.
Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan
ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber
seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran,internet, media audiovisual, dsb.
Langkah-langkah
penyusunan bahan ajar adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Kurikulum Menjadi Program-Program Pembelajaran
1. Pengembangan Kurikulum Menjadi Program-Program Pembelajaran
a) Menjabatkan
ikatan-ikatan kompetensi dan mengoperasionalkannya kedalam bentuk tujuan-tujuan
pembelajaran. Mengingat sesuatu kompetensi/sub kompetensi, terutama kompetensi
teknis ( bukan kompetensi produktif atau manipulatif ) diharapakan bersifat
standar, maka tujuan-tujuan pembelajaran pada suatu program studi secara
nasional sama. Ikatan-ikatan kompetensi dan tujuan-tujuan pembelajaran
selanjutnya akan menjadi acuan bagi pengembangan/ penyusunan bahan ajar.
2.
Penyusunan Bahan Ajar
a) Tim penyusun mempelajari
secara seksama tentang penjabaran pada ikatan-ikatan
kompetensi seperti yang telah dikembangkan oleh tim nasional. Perlu dicermati setiap
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
kompetensi seperti yang telah dikembangkan oleh tim nasional. Perlu dicermati setiap
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
b)
Tim penyusunan mengembangkan setiap ikatan kompetensi menjadi satu\paket
pembelajaran ( kelompok bahan pelajaran utuh ) yang selanjutnya dijabarkan kedalam
beberapa bahan pelajaran. Penjabaran tersebut harus mempertimbangkan
hirarki/keruntutan substansi, proses pembelajaran,saran dan prasarana yang tersedia.
pembelajaran ( kelompok bahan pelajaran utuh ) yang selanjutnya dijabarkan kedalam
beberapa bahan pelajaran. Penjabaran tersebut harus mempertimbangkan
hirarki/keruntutan substansi, proses pembelajaran,saran dan prasarana yang tersedia.
c)
Tim penyusunan mempelajari secara seksama tentang substansi yang akan disusun
dalam bahan ajar. Dalam hal ini perlu dipelajari berbagaisumber acuan yang relevan,
terutama buku-buku pegangan yang ada.
dalam bahan ajar. Dalam hal ini perlu dipelajari berbagaisumber acuan yang relevan,
terutama buku-buku pegangan yang ada.
d)
Apabila substansi yang diperolah belum memadai, maka tim penyusun perlu
melakukan percobaan demonstrasi unjuk kerja tentang substansi kompetensi yang
akan disusun. Misalnya, secara langsung melaksanakan atau mengamati seseorang
yang sedang melakukan pekerjaan pengelasan logam ( kompetensi tertentu ). Dengan
melakukan hal tersebut, maka tim akan memperoleh bahan yang lengkap tentang
substansi pokok apa saja yang perlu disusun, bagaimana prosedurnya, pengetahuan
pendukung apa yang diperlukan, alat dan bahan yang diperlukan, dan lain sebagainya.
melakukan percobaan demonstrasi unjuk kerja tentang substansi kompetensi yang
akan disusun. Misalnya, secara langsung melaksanakan atau mengamati seseorang
yang sedang melakukan pekerjaan pengelasan logam ( kompetensi tertentu ). Dengan
melakukan hal tersebut, maka tim akan memperoleh bahan yang lengkap tentang
substansi pokok apa saja yang perlu disusun, bagaimana prosedurnya, pengetahuan
pendukung apa yang diperlukan, alat dan bahan yang diperlukan, dan lain sebagainya.
e)
Tim penyusun bahan ajar seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, yaitu:
Tujuan pembelajaran/pelatihan, Lembar evaluasi, Kedudukan dan fungsi bahan ajar
dalam kesatuan program yang lebih luas, Lembaran kerja siswa (yang berisi substansi
yang disusunnya),kompetensi yang akan dipelajari/diajarkan, Lembaran kerja siswa,
Kunci lembar kerja, Pedoman bagi guru.
Tujuan pembelajaran/pelatihan, Lembar evaluasi, Kedudukan dan fungsi bahan ajar
dalam kesatuan program yang lebih luas, Lembaran kerja siswa (yang berisi substansi
yang disusunnya),kompetensi yang akan dipelajari/diajarkan, Lembaran kerja siswa,
Kunci lembar kerja, Pedoman bagi guru.
f)
Bahan ajar yang telah disusun perlu divalidasi, dimintakan masukan kepada
pihak-
pihak yang berkompeten terutama para ahli dan praktisi serta akademisi yang
menguasai bidang keahlian tersebut. Satu hal yang juga perlu dilakukan adalah
meminta masukan kepada ahli kurikulum dan desain instruksional, kaitannya dengan
kelayakan dan pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan masukan-masukan tersebut, tim
memperbaiki rancangan bahan ajar yang disusunnya.
pihak yang berkompeten terutama para ahli dan praktisi serta akademisi yang
menguasai bidang keahlian tersebut. Satu hal yang juga perlu dilakukan adalah
meminta masukan kepada ahli kurikulum dan desain instruksional, kaitannya dengan
kelayakan dan pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan masukan-masukan tersebut, tim
memperbaiki rancangan bahan ajar yang disusunnya.
g)
Bahan yang telah disusun kemudian diuji cobakan pada kondisi proses pembelajaran
yang sebenarnya dikelas/bengkel/lab. Dalam uji coba tersebut perlu diamati kendala-
kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan yang
ada pada modul.
yang sebenarnya dikelas/bengkel/lab. Dalam uji coba tersebut perlu diamati kendala-
kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan yang
ada pada modul.
h)
Berdasarkan temuan-temuan pada uji coba pembelajaran pada kondisi sebenarnya,
maka tim perlu memperbaiki dan menyempurnakan bahan ajar yang disusunnya.
maka tim perlu memperbaiki dan menyempurnakan bahan ajar yang disusunnya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
(National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for
Competency Based Training) dalam Bintek KTSP 2009 (2009: http://bandono.web).
Dengan kata lain, Bahan ajar merupakan alat atau sarana pembelajaran yang
berisi materi, metode4, batasan-Batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang
secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Bahan
ajar akan mengurangi beban guru dalam menyajikan materi (tatap muka), sehingga
dosen lebih banyak waktu untuk membimbing dan membantu peserta didik dalam
proses pembelajaran. Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas KD yang akan dicapainya.
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
(National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for
Competency Based Training) dalam Bintek KTSP 2009 (2009: http://bandono.web).
Dengan kata lain, Bahan ajar merupakan alat atau sarana pembelajaran yang
berisi materi, metode4, batasan-Batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang
secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Bahan
ajar akan mengurangi beban guru dalam menyajikan materi (tatap muka), sehingga
dosen lebih banyak waktu untuk membimbing dan membantu peserta didik dalam
proses pembelajaran. Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas KD yang akan dicapainya.
Saran
Sebagai seorang tenaga pendidik
tidak hanya mampu mengajarkan tetapi dapat mendidik
anak ke arah tujuan hidup yang benar serta dapat memahami pentingnya metodologi
pembelajaran SD
anak ke arah tujuan hidup yang benar serta dapat memahami pentingnya metodologi
pembelajaran SD
DAFTAR PUSTAKA
E.
Smaldino, Sharon, dkk. Arif Rahman (Penj.). 2011. Instructional Technology
and
Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta:
Kencana
Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta:
Kencana
Prastowo,
Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Panduan Lengkap
Aplikatif. Jogjakarta: DIVA Press
Aplikatif. Jogjakarta: DIVA Press
Trianto.20011.
Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Jakarta: Prestasi Pustaka
Panen, P & Purwanto, 1997. Penulisan
Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud
Gafur A. 2004. Pedoman Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Material.
Jakarta:Depdiknas
http://www.activesearchresults.com/addwebsite.php
http://www.activesearchresults.com/login/register.php
http://www.activesearchresults.com/help/about.php
http://www.activesearchresults.com/searchform.php
Gafur A. 2004. Pedoman Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Material.
Jakarta:Depdiknas
http://www.activesearchresults.com/addwebsite.php
http://www.activesearchresults.com/login/register.php
http://www.activesearchresults.com/help/about.php
http://www.activesearchresults.com/searchform.php
By : Unknown
Powered by Blogger.