Archive for January 2016

  • nama Fitri Yuniarti prodi PGSD/III.B STKIP PGRI METRO

    0


    Nama : Fitri Yuniarti
    Prodi  : PGSD/ III.B

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
    ( RPP )

    Kelas/  semester                      : VI / 2
    Mata Pelajaran                      : Ilmu Pengetahuan Alam
    Alokasi Waktu                       : Pukul 09.55 – 10.35 ( 40 menit)
    Standar Kompetensi
                : Memahami pentingnya penghematan energi
    A. Kompetensi Dasar            : Mermbuat suatu karya atau model yang menggunakan energi
                                                      listrik (bel listrik, alarm, model lampu lalu lintas, model
                                                      penerangan rumah).

    B. Indikator : -  Menentukan karya yang akan dibuat.
                             -  Menyiapkan alat dan bahan yang sesuai.
                             -  Membuat bel listrik, alarm, model lampu lalu lintas, atau model penerangan
                                 rumah.
    C. Tujuan Pembelajaran :
    1. Melalui metode tanya jawab siswa dapat menyebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat model lampu lalu lintas dengan benar.
    2. Melalui diskusi dan pengamatan siswa dapat menjelaskan urutan membuat model lampu lalu lintas dengan tepat.
    3. Melalui kegiatan demonstrasi siswa dapat membuat model lampu lalu lintas dengan benar.
    4. Meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dengan merancang model lampu lalu lintas melalui diskusi.
    5. Meningkatkan pemahaman siswa tentang cara kerja lampu lalu lintas melalui tanya
         jawab.
    6. Meningkatkan pemahaman siswa tentang fungsi masing-masing komponen yang
    digunakan dalam model lampu lalu lintas melalui pengamatan.
    7.. Meningkatkan ketrampilan ilmiah siswa dengan membuat model lampu lalu lintas, melalui pengamatan dan demonstrasi.
    Karakter Siswa yang Diharapkan : Dapat Dipercaya,Mempunyai Rasa Hormat,Toleransi,Kerjasama, Tanggung Jawab, Berani, Dan Cinta Lingkungan.
    D. Materi Pembelajaran  :
    Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghemaan energi.
    Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi.
    Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi.
    1. Salah satu alat yang menggunakan energi listrik adalah lampu lalu lintas.
    2.   Fungsi lampu lalu lintas adalah untuk mengatur kepadatan, kesemrawutan dan kemacetan
           kendaraan di jalan raya, terutama yang akan melintasi simpangan.
    3. Lampu lalu lintas mengatur kendaraan di lintasan mana yang harus maju terlebih dahulu,
         sementara kendaraan dari arah yang lain harus berhenti.
    4. Sumber energi yang digunakan dalam membuat model lampu lalu lintas sederhana adalah
         baterai.
    E. Metode Pembelajaran  :
           a. Kerja kelompok
           b. Demonstrasi
           c. Tanya Jawab
    F. Langkah-langkah Pembelajaran :
    A.  Kegiatan awal pelajaran
    1.      Kegiatan Persiapan Metode Kerja Kelompok
    1. Memberi salam, perkenalan, mengbsen, dan menanyakan keadaan siswa.
    2. Apersepsi,Tanya jawab :
    a. Energi apa yang digunakan untuk menyalakan lampu lalu lintas?
    b. Ada berapa warna lampu lalu lintas itu?
    c. Bila lampu lalu lintas menyala merah, maka kendaraan harus... .
    d. Memberikan motivasi dengan menunjukan alat peraga.

    2.      Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
     Tujuan kegiatan pembelajaran
              Marilah anak-anak, kita belajar bagaimana cara merancang dan membuat
        model lampu lalu lintas sederhana. Diharapkan setelah pelajaran ini selesai, siswa
        dapat memahami cara kerja lampu lalu lintas serta dapat membuat model lampu
        lalu lintas sederhana.

    3.      Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebut ke dalam tugas
    tugas kelompok.
      Alternatif kegiatan pembelajaran
             Anak-anak, kita akan belajar melalui kegiatan kerja kelompok, tanya jawab,
        pengamatan dan demonstrasi.
    4.      Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya.

    B.  Kegiatan Inti Pelajaran
    ·         Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari.
    Siswa menyimak penjelasan guru tentang kegunaan dan cara kerja lampu lalu lintas.
    • Membentuk kelompok
      Siswa membentuk kelompok kerja/diskusi dibimbing oleh guru.
    • Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung kepada semua siswa
      Siswa mengamati model lampu lalu lintas yang diperlihatkan guru.
    • Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
      a. Siswa yang belum tuntas diberi kesempatan menjawab pertanyaan lisan dari guru,
          tentang cara kerja lampu lalu lintas.
      b. Siswa mengerjakan LKS dan membuat model lampu lalu lintas dibawah bimbingan
          guru secara berkelompok.
    • Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok.
      Guru berkeliling mengamati kerja kelompok para siswa.
    • Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau dari guru.
      Guru memberikan umpan balik dari hasil karya siswa.
    c) Kegiatan Mengakhiri Pelajaran
    • Melakukan evaluasi hasil dan proses
      Siswa mengerjakan test formatif
    • Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum dikuasai   siswa maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa yang telah menguasai materi metode kerja kelompok tersebut
      Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
      berlangsung
    • Menutup pelajaran
    G. Evaluasi Pelajaran  :
    Bentuk                        : Test tertulis / test formatif
    Jenis test          : Uraian
    Soal test formatif
    o    Apa fungsi sakelar pada model lampu lalu lintas?
    Jawab  : Untuk menghidupkan dan mematikan/menghubungkan dan memutus arus listrik dari baterai ke lampu.
    o    Bila sakelar yang dihubungkan ke lampu merah dihidupkan sedangkan sakelar untuk lampu hijau dan kuning dimatikan, apa yang terjadi?
    Jawab  : Lampu merah akan menyala, sedangkan lampu hijau dan kuning akan  padam
  • makalah pengembangan bahan ajar

    0


    MAKALAH
    Pengembangan Bahan/Bahan Ajar

    Untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran SD
                                 Dosen Pengampu : Muhamad Afandi M.Pd.I
    OLEH  :
    RIFDA DENITA SARI     141350056


    SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
    STKIP PGRI METRO LAMPUNG
    TAHUN 2015





    Daftar isi
    Bab I   Pendahuluan…………………………………………………………........
    a.       Latar Belakang……………………………………………......
    b.      Rumusan Masalah………………………………………….....
    c.       Tujuan Penulisan………………………………………...........
    Bab II       Pembahasan………………………………………………………........
    a.       Pengertian Bahan Ajar (instructional materials).........................
    b.      Jenis-jenis Bahan Ajar …………………......…..........................
    c.       Bentuk-Bentuk Bahan Ajar …………………….....……...........
    d.      Kriteria Bahan Ajar yang Baik…...............................................
    e.       Fungsi Bahan Ajar.....................................................................
    f.       Tujuan, dan Manfaat Pengembangan Bahan Ajar.....................
    g.      Prinsip Pemilihan Bahan Ajar....................................................
    h.      Langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar...................................
    Bab III     Penutup………………………………………………………………….
    a.       Kesimpulan dan Saran…………………………………...........
    b.      Penutup…………………………………………………...........







    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan dan senantiasa meridhoi amal ibadah kita. Kesejahteraan dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya sehingga makalah yang berjudul “pengembangan bahan/bahan ajar” ini dapat terselesaikan.
    Dengan disusunnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami secara mendalam tentang pelajaran ilmu pendidikan metodolongi pembelajaran .
    Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kepada para pembaca, kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
    Kepada Dosen mata kuliah Metodologi Pembelajaran SD  yang telah memberikan tugas makalah ini, dan juga kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik konstruktif demi sempurnanya makalah ini, kami sampaikan banyak terima kasih.
    Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat bagi kami khususnya, juga bagi rekan-rekan mahasiswa pada umumnya. Amiin ya robbal ‘alamiin.




                                                                                                    Metro, 13 November 2015











    BAB  I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang
    Mengapa guru perlu mengembangkan Bahan Ajar?
    Karena Guru harus memiliki atau menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan :
     kurikulum,
     karakteristik sasaran,
     tuntutan pemecahan masalah belajar.
    Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak siswa.
    Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan tersebut, diharapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lebih optimal dan bervariasi dan pada akhirnya hasil belajar maupun aktivitas peserta didik diharapkan juga meningkat.
    Perolehan bahan ajar seharusnya tidak hanya didapatkan dari satu
    sumber saja karena dengan diperolehnya bahan ajar hanya dari satu sumber tidak
    akan dapat memaksimalkan hasil belajar. Siswa tidak akan mendapatkan ilmu lebih,
    mereka hanya menghafal sebuah ilmu dan akan melupakannya. Oleh karena itu,
    diperlukan pengembangan bahan ajar yang seharusnya dapat ditemukan oleh guru dari
    berbagai sumber atau bahkan dari siswa itu sendiri. Pengembangan bahan ajar yang
    tidak hanya terpaku pada satu sumber bahan ajar guru dapat mengembangkan
    kecerdasan siswa dan dapat pula memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.
    Guru sebagai pengembang bahan ajar hendaknya mengetahui tentang apa dan
    bagaimana bahan ajar itu, sehingga guru dapat mengembangkan bahan ajar. Oleh
    karena itu, pada makalah ini kami mengbahas tentang pengembangan bahan ajar
    supaya dapat menjadi panduan pengetahuan mahasiswa calon guru untuk menghadapi tugasnya kelak sebagai guru dan pengembang bahan ajar.
    B. Rumusan Masalah

    1. Apa yang dimaksud dengan bahan ajar?
    2. Apa pengertian bahan ajar?
    3. Apa saja jenis-jenis bahan ajar?
    4. Apa saja bentuk-bentuk bahan ajar?
    5. Bagaimana Kriteria Bahan Ajar yang Baik?
    6. Apa tujuan dan manfaat pengembangan bahan ajar?
    7. Bagaimana pengembangan bahan ajar?

    C. Tujuan
    Setiap ada maksud pasti ada tujuan, demikian juga makalah ini disusun mempunyai beberapa tujuan:

    1. Mahasiswa mampu memahami tentang apa itu bahan ajar?
    2. Mahasiswa mampu memahami tentang apa tujuan dan manfaat pengembangan bahan
        ajar?
    3. Mahasiswa mampu memahami tentang pemilihan bahan ajar
    4. Mahasiswa mampu menyusun bahan ajar















    BAB  II
    PEMBAHASAN
    1.      Bahan Ajar
    A. Pengertian Bahan Ajar (instructional materials)
    Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
    guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
    yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
    (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for
    Competency Based Training) dalam Bintek KTSP 2009 (2009: http://bandono.web).
    Dengan kata lain, Bahan ajar merupakan alat atau sarana pembelajaran yang
    berisi materi, metode,batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang
    secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Bahan
    ajar akan mengurangi beban guru dalam menyajikan materi (tatap muka), sehingga
    dosen lebih banyak waktu untuk membimbing dan membantu peserta didik dalam
    proses pembelajaran.
    Wahidin menyatakan bahwa materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan,keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai
    standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Banyak orang menganggap bahwa bahan ajar sama dengan buku teks,padahal keduanya adalah dua hal yang berbeda. Bahan ajar berbeda dengan buku
    teks.
    B. Jenis-jenis Bahan Ajar
    Jenis-jenis bahan ajar meliputi:
    a. Lembar informasi (information sheet)
    b.Operation sheet
    c. Jobsheet
    d. Worksheet
    Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas KD yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teoritis  atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survey tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat. Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah bagi guru, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis

    e. Handout, merupakan bahan tertulis yang siapkan oleh seorang guru untuk memperkaya 
       pengetahuan peserta didik
    f. Modul, merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-
        batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk
        mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul
        adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara
        mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:
    • Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
    • Kompetensi yang akan dicapai
    • Content atau isi materi
    • Informasi pendukung
    • Latihan-latihan
    • Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
    • Evaluasi
    • Balikan terhadap hasil evaluasi
    Bahan ajar berbentuk modul setidaknya terdiri atas tujuh komponen,
    yaitu:
    1. Tujuan pembelajaran/pelatihan
    2. Lembar evaluasi
    3. kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas
    4. Lembaran kegiatan siswa, yang berisi substansi kompetensi yang akan
        dipelajari/diantarkan
    5. Lembaran kerja siswa
    6. Kunci lembar kerja
    7. Pedoman bagi guru

    Bahan ajar dalam bentuk modul dibedakan menjadi dua jenis, yaitu modul inti dan modul pengayaan. Modul inti berisi substansi pembelajaran kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh siswa, sedangkan modul pengayaan berisi substansi yang bersifat memperluas dan memperdalam kompetensi yang ada pada modul inti




    C. Bentuk-Bentuk Bahan Ajar
    Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa  keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:
    a. Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi
        seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang
        dipelajari
    b. Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit
    c. Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah
    d. Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu
    e. Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja
    f. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan
    aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa
    g. Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar
    h. Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri
    Bandono (2009: http://bandono.web.id) Penyusunan Bahan Ajar Cetak
    memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
    1. Susunan tampilan
    2. Bahasa yang mudah
    3. Menguji pemahaman
    4. Stimulan
    5. Kemudahan dibaca
    6. Materi instruksional
    Bahan cetak terdiri dari hand out, buku, modul, lembar kerja siswa,brosur, leaflet, wallchart
    • Audio Visual seperti: video/film,VCD
    • Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH
    • Visual: foto, gambar, model/maket.
    • Multi Media: CD interaktif, computer Based, Internet

    D. Kriteria Bahan Ajar yang Baik
    Bahan ajar yang diberikan kepada siswa haruslah bahan ajar yang berkualitas. Bahan ajar yang berkualitas dapat menghasilkan siswa yang berkualitas, karena siswa mengkonsumsi bahan ajar yang berkualitas. Menurut Furqon  Bahan ajar yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
    1. Substansi yang dibahas harus mencakup sosok tubuh dari kompetensi atau sub 
         kompetensi yang relevan dengan profil kemampuan tamatan.
    2. Substansi yang dibahas harus benar, lengkap dan aktual, meliputi konsep fakta,
         prosedur, istilah dan notasi serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan
         kompetensi.
    3. Tingkat keterbacaan, baik dari segi kesulitan bahasa maupun substansi harus sesuai
        dengan tingkat kemampuan pembelajaran.
    4. Sistematika penyusunan bahan ajar harus jelas, runtut, lengkap dan mudah dipahami.
    Anonim (2009: http://pbsindonesia.fkip-uninus.org) Dalam pengembangan
    bahan ajar, maka bahan ajar harus memiliki beberapa kriteria sebagai berikut.
    a) bahan ajar harus relevan dengan tujuan pembelajaran
    b) bahan ajar harus seuai dengan taraf perkembangan anak;
    c) bahan yang baik ialah bahan yang berguna bagi siswa baik sebagai perkembangan
        pengetahuannya dan keperluan bagi tugas kelak di lapangan
    d) bahan itu harus menarik dan merangsang aktivitas siswa
    e) bahan itu harus disusun secara sistematis, bertahap, dan berjenjang
    f) bahan yang disampaikan kepada siswa harus menyeluruh, lengkap dan utuh.

    E. Fungsi Bahan Ajar
    Fungsi bahan ajar adalah sebagai motivasi dalam proses kegiatan belajar mengajar yang lakukan oleh guru dengan materi pembelajaran yang kontekstual agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar secara optimal. Bahan ajar berfungsi sebagai berikut:
    1. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
        pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
        diajarkan/dilatihkan kepada siswanya.
    2. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
         pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
        dipelajari/dikuasainya.
    3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran
    4. membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar
    5. membantu siswa dalam proses belajar
    6. sebagai perlengkapan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelajaran
    7. untuk menciptakan lingkungan / suasana balajar yang kondusif

    F. Tujuan, dan Manfaat Pengembangan Bahan Ajar
    A. Tujuan Pengembangan Bahan Ajar
    Bahan ajar disusun dengan tujuan antar lain sebagai berikut
    1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
        mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
         karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik
    2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-
        buku teks yang terkadang sulit diperoleh
    3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran



    B. Manfaat Pengembangan Bahan Ajar
     Manfaat bagi guru antara lain sebagai berikut:
    1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan
         belajar peserta didik
    2) Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh
    3) Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi
    4) Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar
    5) Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik
         karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya
    6) Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

     Manfaat bagi Peserta Didik antara lain sebagai berikut:
    1) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
    2) Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap
         kehadiran guru.
    3) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
        dikuasainya

    G. Prinsip Pemilihan Bahan Ajar
    Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi:
    a) prinsip relevansi
    Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan
    memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
    b) Prinsip konsistensi
    Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan
    kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang
    harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga
    harus meliputi empat macam.
    c) Kecukupan
    Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
    dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.



    H. Langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar
    Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya
    standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah
    pemilihan bahan ajar meliputi :
    1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi
        dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi
        aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau
        dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar
        kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam
        kegiatan pembelajaran. Sejalan denganberbagai jenis aspek standar kompetensi, materi
        pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi 3 jenis materi pembelajaran, yaitu:
    a) Peta Pengetahuan, Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi
        menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987).
        Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang,
        lambang, peristiwa sejarah,nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain
        sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis
        prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.Materi jenis
        prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-
        langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.
    b) Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan(apresisasi),
         internalisasi, dan penilaian.
    c) Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin,dan rutin.

    2. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
    a) Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep,
        prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan  
        mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan
        kemudahan dalam cara mengajarkannya
    b) Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih
         jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar
        yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk
         keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan
        strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-       
        beda.Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan
        menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan
        metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.


    3. Memilih sumber bahan ajar.
         Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan
         ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber
         seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran,internet, media audiovisual, dsb.

    Langkah-langkah penyusunan bahan ajar adalah sebagai berikut:
    1. Pengembangan Kurikulum Menjadi Program-Program Pembelajaran
    a)      Menjabatkan ikatan-ikatan kompetensi dan mengoperasionalkannya kedalam bentuk tujuan-tujuan pembelajaran. Mengingat sesuatu kompetensi/sub kompetensi, terutama kompetensi teknis ( bukan kompetensi produktif atau manipulatif ) diharapakan bersifat standar, maka tujuan-tujuan pembelajaran pada suatu program studi secara nasional sama. Ikatan-ikatan kompetensi dan tujuan-tujuan pembelajaran selanjutnya akan menjadi acuan bagi pengembangan/ penyusunan bahan ajar.
    2. Penyusunan Bahan Ajar
    a) Tim penyusun mempelajari secara seksama tentang penjabaran pada ikatan-ikatan
         kompetensi seperti yang telah dikembangkan oleh tim nasional. Perlu dicermati setiap
         tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
    b) Tim penyusunan mengembangkan setiap ikatan kompetensi menjadi satu\paket
         pembelajaran ( kelompok bahan pelajaran utuh ) yang selanjutnya dijabarkan kedalam
        beberapa bahan pelajaran. Penjabaran tersebut harus mempertimbangkan
         hirarki/keruntutan substansi, proses pembelajaran,saran dan prasarana yang tersedia.
    c) Tim penyusunan mempelajari secara seksama tentang substansi yang akan disusun
        dalam bahan ajar. Dalam hal ini perlu dipelajari berbagaisumber acuan yang relevan,
        terutama buku-buku pegangan yang ada.
    d) Apabila substansi yang diperolah belum memadai, maka tim penyusun perlu
          melakukan percobaan demonstrasi unjuk kerja tentang substansi kompetensi yang  
          akan disusun. Misalnya, secara langsung melaksanakan atau mengamati seseorang
          yang sedang melakukan pekerjaan pengelasan logam ( kompetensi tertentu ). Dengan
          melakukan hal tersebut, maka tim akan memperoleh bahan yang lengkap tentang
          substansi pokok apa saja yang perlu disusun, bagaimana prosedurnya, pengetahuan
          pendukung apa yang diperlukan, alat dan bahan yang diperlukan, dan lain sebagainya.
    e) Tim penyusun bahan ajar seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, yaitu:
         Tujuan pembelajaran/pelatihan, Lembar evaluasi, Kedudukan dan fungsi bahan ajar
         dalam kesatuan program yang lebih luas, Lembaran kerja siswa (yang berisi substansi
         yang disusunnya),kompetensi yang akan dipelajari/diajarkan, Lembaran kerja siswa,
         Kunci lembar kerja, Pedoman bagi guru.

    f) Bahan ajar yang telah disusun perlu divalidasi, dimintakan masukan kepada pihak-
        pihak yang berkompeten terutama para ahli dan praktisi serta akademisi yang
        menguasai bidang keahlian tersebut. Satu hal yang juga perlu dilakukan adalah
        meminta masukan kepada ahli kurikulum dan desain instruksional, kaitannya dengan
        kelayakan dan pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan masukan-masukan tersebut, tim
        memperbaiki rancangan bahan ajar yang disusunnya.
    g) Bahan yang telah disusun kemudian diuji cobakan pada kondisi proses pembelajaran
         yang sebenarnya dikelas/bengkel/lab. Dalam uji coba tersebut perlu diamati kendala-
         kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan yang
         ada pada modul.
    h) Berdasarkan temuan-temuan pada uji coba pembelajaran pada kondisi sebenarnya,
          maka tim perlu memperbaiki dan menyempurnakan bahan ajar yang disusunnya.


















    BAB III
    PENUTUP

    Kesimpulan
    Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
    guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
    yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
    (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for
    Competency Based Training) dalam Bintek KTSP 2009 (2009: http://bandono.web).
    Dengan kata lain, Bahan ajar merupakan alat atau sarana pembelajaran yang
    berisi materi, metode4, batasan-Batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang
    secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Bahan
    ajar akan mengurangi beban guru dalam menyajikan materi (tatap muka), sehingga
    dosen lebih banyak waktu untuk membimbing dan membantu peserta didik dalam
    proses pembelajaran. Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas KD yang akan dicapainya.
    Saran
     Sebagai seorang tenaga pendidik tidak hanya mampu mengajarkan tetapi dapat mendidik  
     anak ke arah tujuan hidup yang benar serta dapat memahami pentingnya metodologi
     pembelajaran SD











    DAFTAR PUSTAKA

     E. Smaldino, Sharon, dkk. Arif Rahman (Penj.). 2011. Instructional Technology and    
     Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar.
    Jakarta:  
     Kencana
     Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Panduan Lengkap  
     Aplikatif.
    Jogjakarta: DIVA Press
     Trianto.20011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.  
     
    Jakarta: Prestasi Pustaka
          Panen, P & Purwanto, 1997. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud
          Gafur A. 2004. Pedoman Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Material. 
           Jakarta:Depdiknas
           http://www.activesearchresults.com/addwebsite.php
          
    http://www.activesearchresults.com/login/register.php
          
    http://www.activesearchresults.com/help/about.php
          
    http://www.activesearchresults.com/searchform.php
  • Powered by Blogger.

    Copyright © - Rifda Denita

    Rifda Denita - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan