- Home>
- MATERI FEBI NUR FITRIANI PRODI III/B
Posted by : Unknown
Thursday, 14 January 2016
MAKALAH
MEDIA PEMBELAJARAN SD
“DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN MEDIA”
Dosen Pengampuh : Srikandi
Octaviani,
M.Pd
Disusun oleh :
FEBI NUR FITRIANI
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN
GURU REPUBLIK INDONESIA
METRO
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wata?ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul MANUSIA. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Konsep
Dasar IPA.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Metro, November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………… 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………... 2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
belakang masalah…………………………………………. 3
2. Rumusan
masalah……………………………………………….. 3
3. Tujuan…………………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Landasan
teorits pemilihan media pembelajaran………………… 4
2. Ciri-ciri
media pembelajaran…………………………………….. 7
3. Dasar
pemilihan media pembelajaran …………………………… 8
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN…………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi, maka berbagai model pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas juga mengalami perkembangan. Seorang guru memang masih tetap merupakan salah satu sumber belajar tetapi tidak lagi satu-satunya sumber belajar bagi para peserta didiknya. Guru menggunakan sumber belajar lain yang disebut sebagai media untuk pembelajarn peserta didiknya. Oleh karena itu sebelum guru menggunakan media dalam proses belajar mengajar, maka guru dituntut untuk mengetahui bagaimana teknik pemilihan media pembelajaran agar media yang digunakan dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang menjadi landasan teoritis
pemilihan media pembelajaran?
2.
Apa saja cirri-ciri media pembelajaran?
3.
Apa yang menjadi dasar pertimbangan
pemilihan media pembelajaran?
C. Tujuan
Dengan beberapa
macam rumusan masalah di atas, maka dapat bertujuan untuk mengetahui bagaiman
cara yang tepat dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teoritis Pemilihan Media Pembelajaran
1.
Landasan Filosofis
Ada suatu pandangan, bahwa
dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas,
akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan
teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Akan tetapi, siswa
dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik
cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan
teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut
tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam
proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang
memiliki kepribadian, harga diri,motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang
berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau
tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan
humanis.
2. Landasan Psikologis
Dengan memperhatikan
kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode
pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping
itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu,
dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan
proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut, perlu:
(1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa
serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang
akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa. Kajian psikologi menyatakan
bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang
abstrak. Berkaitan dengan kontinuum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan
penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat.
a.
Pertama, Jerome Bruner, mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran
hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic
representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbul, yaitu
menggunakan kata-kata (symbolic representation). Menurut Bruner, hal ini
juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa.
b.
Kedua, Charles F. Haban, mengemukakan bahwa sebenarnya nilai
dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia
membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling
abstrak.
c.
Ketiga, Edgar Dale, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan
dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju
siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siwa sebagai pengamat
terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai
pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol. Salah satu gambaran yang paling
banyak digunakan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam
pembelajaran adalah kerucut pengalaman Dale (Dale’s
Cone of Experience).
Dalam proses pembelajaran, media
memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran
media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi
memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Kerucut pengalaman Dale
diatas mengklasifikasikan media berdasarkan pengalaman belajar yang akan
diperoleh oleh peserta didik, mulai dari pengalaman belajar langsung,
pengalaman belajar yang dapat dicapai melalui gambar, dan pengalaman belajar
yang bersifat abstrak. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan peserta
didik dapat menguasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan
menuangkan pesan-pesan dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan peserta didik sebagai penerima
menafsirkan simbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan (decoding).
3.
Landasan Teknologis
Teknologi pembelajaran
adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan
penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses
kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana
kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi
pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan
komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain
atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadisistem
pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan,
media, peralatan, teknik, dan latar.
4.
Landasan Empiris
Temuan-temuan penelitian
menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik
belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan
mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media
yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki
tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran
menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara
siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media
audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan
menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media
audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan
media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus
mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik
materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
B.
Ciri – ciri Media Pembelajaran
Untuk mengenali beberapa
ciri media pembelajaran Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri-ciri
media yang merupakan alasan mengapa media digunakan yaitu :
1.
Ciri fiksatif (fixative
property).
Ciri fiksatif yaitu
menggambarkan kemampuan merekam, menyimpulkan, melestarikan, dan mengkonstruksi
suatu peristiwa atau objek. Cara ini amat penting bagi guru karena
kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format
media yang ada dapat digunakan setiap saat. Media yang dikembangkan
seperti photography, video tape,audio tape, disket
komputer, dan film.
Misalnya seperti peristiwa-peristiwa
bersejarah yang terjadi di suatu negara. Siswa dapat mepelajari bagaimana
peristiwa atau kejadian-kejadian itu melalui rekaman video dokumentasi, dan
foto-foto. Objek-objek biotik ataupun abiotik yang unik dan harus dipelajari
oleh siswa dapat dihadirkan dengan gampang diruang kelas dengan rekaman video
atau foto. Maka media ini memungkinkan suatu rekaman kejadian yang terjadi
pada satu waktu tertentu dapat ditransportasikan tanpa mengenal
waktu. Teknologi telah menjadikan media pembelajaran mempunyai peranan
yang amat penting untuk memberikan pemahaman akan suatu peristiwa atau objek
bagi siswa.
2.
Ciri manipulatif (manipulatif
property).
Ciri manipulatif yaitu
Transpormasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki
ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat
disajikan kepada peserta didik dalam waktu 2 (dua) menit sampai 15 (lima belas)
menit dengan teknik pengambilan gambar atau time - lapse recording.
Misalnya
seperti, siswa dapat mempelajari bagaimana proses pertumbuhan dan
perkembangan embrio di dalam kandungan ibu hanya dalam waktu 10 sampai 15
menit. Proses ini aslinya berlangsung selama 9 bulan di dalam tubuh ibu. Dengan
bantuan teknologi khusus dan proses perekaman yang kemudian dilakukan manipulasi,
waktu dapat dipersingkat dengan mempercepat dengan hanya menampilkan
kejadian-kejadian penting saja. Selain itu, bahkan proses dapat diputar balik
dan diulang-ulang. Kejadian yang berlangsung cepat juga dapat
diperlambat. Contoh lain seperti proses larva menjadi kepompong
kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekamanfotografer di
samping itu juga dapat diperlambat menayangkan kembali hasil rekaman video.
Kemampuan media dari
ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena
apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau
potongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran
yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat
mengubah sikap mereka kearah yang tidak diinginkan.
3.
Ciri distributif (distributive
property).
Ciri distributif yaitu
dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditranspormasikan melalui
ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada peserta didik
dengan stimulas pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian ini. Sekali
informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa
kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan
secara berulang-ulang di suatu tempat.
Misalnya
seperti Kejadian di daerah-daerah yang sulit atau bahkan tidak mungkin
dikunjungi oleh siswa dapat dihadirkan di ruang kelas mereka tanpa memerlukan
banyak usaha keras. Penggunaan internet atau perangkat penyimpan data seperti
flashdisk, CD, dan sebagainya memudahkan bahan-bahan pembelajaran tersebut
didistribusikan. Konsistensi informasi yang terdapat didalamnya akan selalu
terjaga sebagaimana aslinya.
C. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
Kelemahan-kelemahan
yang nampak dalam pemakaian
media merupakan bagian yang diperhitungkan dalam proses belajar-mengajar bukan
didasarkan pada pemikiran logis dan ilmiah, melainkan sekedar memenuhi
perkembangan majunya teknologi atau kebiasaan yang berkembang di lingkungan
sekolah. Seorang pelajar membiasakan untuk memakai media pengajaran yang telah
disediakan oleh suatu sekolah untuk membantu dalam mempermudah penyampaian
pesan pembelajaran, sehingga pemakaian media tersebut tidak didasrkan
pertimbangan pada kebutuhan dan karakteristik siswa atau kesesuaian dengan
materi yang akan disajikan dan tujuan yang akan dicapai.
Pembelajaran
yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian,
kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa seorang guru memilih salah satu media
dalam kegiatannya dikelas atas dasar pertimbangan
a.
Ia merasa sudah akrab dengan media itu.
b.
Ia merasakan bahwa media yang dipilihnya
dapat menggambarkan dengan lebih baik daripada dirinya sendiri.
c.
Media yang dipilihnya dapat menarik
minat dan perhatian siswa, serta menuntutnya pada penyajian yang lebih
testruktur dan terorganisir.
d.
Ingin memberi gambaran atau penjelasan
yang lebih konkret.
Jadi dengan dasar pertimbangan inilah yang diharapkan oleh guru agar
dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencapai. Mc. Connel (1974) mengatakan bila
media itu sesuai pakailah “If The Medium Fits, Use it!”. Hal yang menjadi
pertanyaan di sini adalah apa ukuran atau kriteria kesesuaian tersebut. Jawaban
atas pertanyaan ini tidaklah semudah pertanyaannya. Beberapa faktor perlu
dipertimbangkan, misalnya tujuan instruksional yang ingin dicapai,
karakteristik siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan
(audio, visual, gerak, dan seterusnya), keadaan latar atau lingkungan, kondisi
setempat dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani. Faktor-faktor tersebut pada
akhirnya harus diterjemahkan dalam keputusan pemilihan media.
Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
1.
Hambatan pengembangan dan pembelajaran
yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan
peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia (waktu mengajar dan
pengembangan materi dan media), sumber-sumber yang tersedia ( manusia dan
material).
2.
Persyaratan isi, tugas, dan jenis
pembelajaran. Isi pembelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan
siswa, misalnya penghafalan, penerapan keterampilan, pengertian
hubungan-hubungan, atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi.
Setiap katagori pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda dan dengan
demikian akan memerlukan teknik dan media yang berbeda-beda pula.
3.
Hambatan dari sisi siwa dengan
mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal, seperti membaca, mengetik,
dan menggunakan komputer, dan karakteristik siswa lainnya.
4.
Pertimbangan lainnya adalah tingkat
kesenangan dan keefektivan biaya.
Pemilihan media
sebaiknya mempertimbangkan pula:
1.
Kemampuan mengakomodasikan penyajian stiimulus
yang tepat (visual dan / atau audio).
2.
Kemampuan mengakomodasikan respon siswa
yang tepat (tertulis, audio, dan / atau kegiatan fisik).
3.
Kemampuan mengakomodasikan umpan balik
4.
Pemilihan media utama dan media skunder
untuk penyajian informasi dan stimulus.
5.
Media skunder harus mendapat perhatian
karena pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam. Dengan
penggunaan media yang beragam, siswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan
dan berinteraksi dengan media yang paling efektif sesuai dengan kebutuhan
belajar mereka secara perorangan.
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis
yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah
sebagai berikut:
1.
Motivasi
Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk
belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas
dan latihan. Lagi pula pengalaman yang akan dialami siswa harus relevan dan
bermakna baginya. Oleh karena itu, perlu untuk melahirkan minat dengan
perlakuan yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media
pembelajarn itu.
2.
Perbedaan individual.
Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang
berbeda-beda. Faktor seperti intelegensia, tinkat pendidikan, kepribadiannya,
dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar.
Tingkat kecepatan penyajian informasi melalui media harus berdasarkan tingkat
pemahaman.
3.
Tujuan pembelajaran.
Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka
pelajari melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam
pembelajaran semakin besar. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana
yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pembelajaran.
4.
Organisasi isi.
Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan
prosedur atau ketrampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan
ke dalam urutan yang bernakna. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lama
materi pelajaran yang secara logis disusun dan diurut-urutkan secara teratur.
5.
Persiapan sebelum belajar.
Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran
dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin
merupakan persyaratan untuk penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain,
ketika merancang materi pelajaran, perhatian harus ditujukan kepada sifat dan
tingkat pemahaman siswa.
6.
Emosi.
Pembelajarn yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi
serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. Media pembelajaran adalah cara
yang sangat baik untuk menghasilkan respon emosional seperti takut, cemas,
empati, cinta kasih, dan kesenangan.
7.
Partisipasi.
Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa
harus menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan kepadanya. Oleh
karena itu belajar memerlukan kegiatan. Partisipasi aktif oleh siswa jauh lebih
baik daripada mendengarkan dan menonton secara pasif. Dengan
partisipasi kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan
mengingat materi pelajaran itu.
8.
Penguatan (reinforcement).
Pembelajran yang didorong oleh keberhasilan amat
bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi
perilaku di masa-masa yang akan datang.
9.
Latihan dan pengulangan.
Agar suatu pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi
bagian kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan
atau keterampilan itu sering diulang dan dilatih dalam berbagai konteks. Dengan
demikian ia dapat tinggal dalm ingatan jangka panjang.
10.
Penerapan.
Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan
kemampuan seseorang untuk menerapakan atau mentransfer hasil belajar pada
masalh atau situasi baru. Tanpa dapat melakukan ini, pemahaman sempurna belun
dapat dikatakan dikuasai.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan
didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik
pemilihan jenis media maupun topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang
yang tidak kita inginkan dikemudian hari.
Ada beberapa prinsip dalam memilih media pembelajaran yang harus
diperhatikan oleh guru, yang terpenting dalam pemilihan media pembelajaraan
dimaksud adalah adanya patokan yang digunakan pada proses pemilihan media itu.
Pemilihan dan penggunaan suatu media pembelajaran harus melibatkan tenagan yang
mampu, terampil, dan profesional untuk memanfaatkannya disetiap lembaga
pendidikan. Biaya yang dibutuhkan juga harus tersedia dan terjangkau oleh suatu
lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing, maka dari
itulah kita diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau
tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
B. Saran
Dengan mengetahui bagaimana teknik pemilihan media pembelajaran hendaknya,
kita sebagai calon pendidik dapat memahami dan mengetahui media-media apa yang
cocok untuk digunakan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan pembelajaran, sehingga penggunaan media akan mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan pemebelajaran. Semoga kita dapat mengambil
manfaat dari apa yang telah tertulis di makalah ini.
Daftar Pustaka
[3] Arif S.
Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012, hlm.84
Powered by Blogger.