- Home>
- materi Beti Wulandari prodi PGSD III/B
Posted by : Unknown
Thursday, 14 January 2016
MAKALAH PENDEKATAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM dan PEMBELAJARAN
Untuk memenuhi salah satu syarat mata
kuliah Kurikulum & Pembelajaran
Dosen Pengampuh : Heru Yuono, M.Pd
Disusun oleh :
Beti Wulandari
141350108
Prodi: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Kelas / Semester : II/B
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK
INDONESIA
METRO
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga kita dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari pelajaran Kurikulum dan
Pembelajaran. Dan makalah ini berjudul “Pendekatan Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran”. Tugas ini berfungsi dalam memperbanyak referensi penulis dalam
mengikuti MK tersebut selain itu juga menambah wawasan kita sebagai mahasiswa.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan. Penulis sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan,untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan agar membantu dalam pembuatan makalah di masa
yang akan datang agar menjadi lebih baik, sempurna dan memuaskan.
Atas perhatian dan dukungannya penulis mengucapkan
banyak terima kasih.
Metro, Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah........................................................................... 4
2. Rumusan masalah.................................................................................... 5
3. Tujuan....................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Pengembangan
Kurikulum................................ 6
B. Prinsip-prinsip Pengembangan
Kurikulum............................................... 8
C. Model-model Pengembangan Kurikulum................................................ 10
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengembangan Kurikulum.............. 11
E. Hambatan-hambatan dalam Pengembangan
Kurikulum........................ 12
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Sedangkan pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam
proses pendidikan. Sasaran yang dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan
pelajaran melainkan lebih dititik beratkan untuk meningkatkkan kualitas
pendidikan. Pengembangan kurikulum merupakan proses faktor yang harus dipertimbangkan
dalam pengembangan kurikulum. Karena pengembangan kurikulum merupakan alat
untuk membantu guru dalam melakukan tugasnya mengajarkan bahan, menarik minat
dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dinamis.
Oleh karenanya kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan agar
sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
masyarakat yang sedang membangun. Hal ini dimaksudkan agar hasil pengembangan
kurikulum tersebut sesuai dengan minat, bakat kebutuhan peserta didik,
lingkungan, kebutuhan daerah, sehingga dapat mempelancar program pendidikan
salam rangka perwujudan dan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait
langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak
orang, seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur –
unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
Selain harus memperhatikan unsur-unsur diatas, di dalam mengembangkan
sebuah kurikulum juga harus menganut beberapa prinsip dan melakukan pendekatan
terlebih dahulu, sehingga di dalam penerapannya sebuah kurikulum dapat mencapai
sebuah tujuan seperti yang di harapkan. Dan pendekatan pengembangan kurikulum
akan dijelaskan selengkapnya dalam pembahasan makalah ini yang berjudul “
Pendekatan Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran”.
2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut:
- Apa pengertian pendekatan pengembangan kurikulum?
- Pendekatan apa saja yang digunakan dalam pengembangan kurikulum ?
3. Tujuan
Berdasarkan
masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
- Mengetahui pengertian pendekatan pengembangan kurikulum.
- Mengetahui macam-macam pendekatan pengembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Pendekatan dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu.
Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian pendekatan pengembangan
kurikulum menunjuk pada titik tolakatau sudut pandang secara umum tentang
proses pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang
cukup luas. Menurut sukmadinata (2000 : 1), pengembangan kurikulum bisa berarti
penyusun kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga
menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curuculum improvement). Selajutnya
beliau juga menjelaskan, pada satu sisi pengembangan kurikulum berarti menyusun
seluruh perangkat kurikulum mulai dari dasar-dasar kurikulum, struktur dan
sebaran mata pelajaran, garis-garis besar program pengajaran, sampai dengan
pedoman-pedoman pelaksanaan (macro curriculum). Pada sisi lainnya berkenaan
dengan penjabaran kurikulum yang telah disusun oleh tim pusat menjadi rencana
dan persiapan-persiapan mengajar yang lebih khusus, yang dikerjakan oleh
guru-guru di sekolah, seperti penyusunan rencana tahunan, semester, satuan
pelajaran, dan lain-lain (micro curriculum). Yang dimaksud pengembangan
kurikulum dalam bahasan ini mencakup keduanya, tergantung pada konteks
pendekatan dan model pengembangan kurikulum itu sendiri.
Pendekatan, lebih menekankan pada
usaha dan penerapan langkah-langkah atau cara kerja dengan menerapkan suatu
strategi dan beberapa metode yang tepat, yang dijalankan sesuai dengan
langkah-langkah yang sistematik untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik.
Kurikulum merupakan suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap
kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan
antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan
dan evaluasi kurikulum. Caswell mengartikan pengembangan kurikulum
sebagai alat untuk membantu guru dalam melakukan tugas mengerjakan bahan,
menarik minat murid dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi pendekatan
pengembangan kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode
yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis untuk
menghasilkan kurikulum yang lebih baik.
Dilihat dari cakupan
pengembangannya apakah curiculum construction atau curiculum improvement, ada
dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum. Pendekatan
tersebut sebagai berikut:
1.
Pendekatan
Top Down
Pendekatan Top Down atau pendekatan administratif, yaitu pendekatan dengan
sistem komando dari atas ke bawah. Dikatakan pendekatan Top Down, disebabkan
pengembangan kurikulum muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan atau para
administrator atau dari para pemegang kebijakan (pejabat) pendidikan seperti
dirjen atau kepala Kantor Wilayah. Selanjutnya dengan menggunakan semacam garis
komando, pengembangan kurikulum menetes ke bawah. Oleh karena dimulai dari atas
itulah, pendekatan ini juga dinamakan line staff model. Biasanya pendekatan ini
banyak dipakai di negara-negara yang memiliki sistem pendidikan sentralisasi.
2. Pendekatan
Grass Roots
Pada model grass roots, inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari
lapangan atau dari guru-guru sebagai implementator, kemudian menyebar pada
lingkungan yang lebih luas, makanya pengembangan kurikulum ini disebut juga
pengembangan kurikulum dari bawah ke atas. Oleh karena sifatnya yang demikian,
maka pendekatan ini lebih banyak digunakan dalam penyempurnaan kurikulum
(curiculum improvemnt), walaupun dalam skala yang terbatas mungkin juga
digunakan dalam pengembangan kurikulum baru (curiculum constraction).
Minimal ada dua syarat sebagai kondisi yang memungkinkan pendekatan grass
root dapat berlangsung. Pertama, manakala kurikulum itu benar-benar bersifat
lentur sehingga memberikan kesempatan kepada setiap guru secara lebih terbuka
untuk memperbarui atau menyempurnakan kurikulum yang sedang diberakukan.
Kurikulum yang bersifat kaku, yang hanya mengandung petunjuk dan persyaratan
teknis sangat sulit dilakukan pengembangannya dengan pendekatan ini. Kedua,
pendekatan grass root hanya mungkin terjadi jika guru memiliki sikap
professional yan tinggi disertai kemampuan yang memadai.
B.
Prinsip Prinsip Pengembangan kurikulum
Nana Syaodih
S. membagi prinsip pengembangan kurikulum menjadi dua, yaitu prinsip umum dan
khusus.
1.
Prinsip Umum
Pertama, relevansi.
Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevansi ke luar
dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya
adalah tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya
relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Selain itu,
kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam, yaitu ada kesesuaian atau
konsistensi antara komponen-komponen kurikulum (antara tujuan, isi, proses
penyampaian, dan penilaian).
Kedua,
fleksibilitas. Kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel.
Kurikulum yang baik adalah yang berisi hal-hal solid, tetapi dalam
pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan
kondisi daerah, maupun kemampuan, dan latar belakang peserta didik.
Ketiga, kesinambungan.
Perkembangan dan proses belajar peserta didik hendaknya berlangsung secara
berkesinambungan, tidak terputus-putus ataupun berhenti-henti. Pengembangan
kurikulum perlu dilakukan secara serempak, sehingga harus selalu ada komunikasi
dan kerja sama antara para pemegang kurikulum SD, SMP, SMA, dan perguruan
tinggi.
Keempat, praktis. Kurikulum
hendaknya mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana, dan biaya murah.
Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi.
Kelima,
efektivitas. Walaupun kurikulum tersebut harus,sederhana,dan murah tetapi
keberhasilannya tetap harus diperhatikan.
2.
Prinsip Khusus
a. Berkenaan dengan Tujuan
pendidikan
Perumusan tujuan pendidikan
bersumber pada:
·
Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah yang dapat
ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, serta strategi
pembangunan, termasuk di dalamnya pendidikan
·
Survey mengenai persepsi orang tua atau masyarakat
tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara
·
Survey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang
tertentu yang dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan berbagai media
massa
·
Penelitian
2. Berkenaan
dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
Yang perlu diperhatikan:
·
Apakah metode yang digunakan cocok untuk mengajar
·
Apakah metode memberikan kegiatan yang bervariasi
·
Apakah metode tersebut dapat menciptakan kegiatan
untuk mencapai tujuan kognitif, afektif,psikomotor
·
Apakah metode mengaktifkan peserta didik, guru, atau
keduanya
·
Apakah metode dapat mendorong berkembangnya kemampuan
baru
·
Apakah metode menimbulkan jalinan kegiatan belajar di
sekolah dan rumah
·
Untuk belajar keterampilan lebih ditekankan learning
by doing disamping learning by seeing and knowing.
3. Berkenaan
dengan Pemilihan Media dan Alat Pengajaran
Hal-hal yang dapat dipertimbangkan
untuk memilih alat:
·
Alat atau media pengajaran apa yang diperlukan
·
Pembuatan alat memperhatikan siapa pembuat, biaya,
waktu pembuatan
·
Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran,
modul, paket belajar, atau lainnya
·
Bagaimana pengintegrasian dalam keseluruhan kegiatan
belajar
·
Hasil terbaik dengan menggunakan multimedia.
4. Prinsip
yang Berkenaan dengan Pemilihan Kegiatan Penilaian
·
Penyusunan alat penilaian (tes)
·
Perencanaan suatu penilaian
·
Pengolahan suatu hasil penilaian
C.
Model –
Model Pengembangan Kurikulum
1. Pengembangan Kurikulum Model Humanistik
Mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi
dan dasar pengembangan program pendidikan. Peserta didik menjadi subjek pusat
kegiatan pendidikan, agar mempunyai kemampuan, potensi dan kekuatan untuk
berkembang. Tugas pendidik hanya menciptakan situasi yang permisif dan
mendorong peserta didik untuk mencari dan mengembangkan pemecahan sendiri.
Kurikulum model humanistik menjadikan manusia yang bisa menciptakan unsur
kreativitas, spontanitas, kemandirian, kebebasan, aktivitas, pertumbuhan diri,
termasuk keutuhan anak sebagai keseluruhan, minat, dan motivasi intrinsik.
2. Pengembangan Kurikulum Model Subjek Akademik
Dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada
sistemisasi disiplin ilmu masing-masing. Pengembangan kurikulum subjek akademik
dilakukan dengan cara menetapkan lebih dahulu mata pelajaran/mata kuliah apa
yang harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan untuk (persiapan)
pengembangan disiplin ilmu. Model kurikulum ini sangat mengutamakan
pengetahuan, sehingga pendidikan diarahkan lebih bersifat intelektual.
3. Pengembangan Kurikulum Model Rekonstruksi Sosial
Dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan keahlian bertolak dari
problem yang dihadapi dalam masyarakat, selanjutnya dengan memerankan ilmu-ilmu
dan teknologi, serta bekerja secara secara kooperatif dan kolaboratif, akan
dicarikan upaya pemecahannya menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.
Kurikulum model ini difokuskan pada problem yang sedang dihadapi oleh
masyarakat. Model kurikulum ini bersumber dari aliran pendidikan interaksional.
4. Pengembangan Kurikulum Model Teknologis (Sistemis)
Kurikulum sebagai model teknologi pendidikan menekankan pada penyusunan
program pengajaran dan rencana pelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem.
Program pengajaran ini dapat menggunakan sistem saja, atau juga dengan alat
atau media. Dalam konteks kurikulum model teknologi, teknologi pendidikan
mempunyai dua aspek, yakni hardware berupa alat benda keras
seperti proyektor, TV, LCD, radio, dan sebagainya, dan software berupa
teknik penyusunan kurikulum, baik secara mikro maupun makro.
D. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum
1. Perguruan Tinggi
Kurikulum
minimal mendapat dua pengaruh dari PT (Perguruan Tinggi) pertama, dari
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan
tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta
penyiapan guru-guru di Perguruan Tinggi Keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan).
Jenis
pengetahuan yang dikembangkan di Perguruan Tinggi akan mempengaruhi isi
pelajaran yang akan dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologi selain
menjadi isi kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantu dan media
pendidikan.
Kurikulum
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum,
terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang
dihasilkannya. Penguasaan ilmu, baik ilmu pendidikan maupun bidang studi serta
kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan
implementasi kurikulum di sekolah.
2. Masyarakat
Sekolah
merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak untuk kehidupan
bermasyarakat. Sebagai bagian dari agen di masyarakat, sekolah sangat
dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. Isi
kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan
kebutuhan masyarakat di sekitarnya.
3. Sistem Nilai
Masyarakat
umumnya heterogen dan multifaset, banyak nilai yang berkembang di masyarakat.
Masyarakat memiliki kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek,
kelompok sosial, kelompok spiritual. Dalam masyarakat juga terdapat aspek
sosial, ekonomi, budaya, politik, estetika, etika, religious, dsb yang memiliki
sistem nilai yang berbeda. Sistem nilai itu juga berpengaruh pada kurikulum di
sekolah baik secara tujuan, isi, metode, maupun evaluasi.
E. Hambatan-hambatan
Dalam Pengembangan Kurikulum
1. Guru
Guru kurang
berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum, hal ini disebabkan oleh beberapa
antara lain: karena kurang waktu, kurang kesesuaian antara sesama guru maupun
kepala sekolah dan administrator, kemampuan dan pengetahuan guru sendiri yang
masih belum memadai.
2. Masyarakat
Masyarakat
disini sebagai sumber input bagi sekolah. Keberhasilan pendidikan,
ketepatan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan, serta input
fakta dan pemikiran dari masyarakat.
3. Biaya
Untuk
pengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen baik metode,
isi, atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak
sedikit.
4. Inkoherensi dalam artikulasi kurikulum
Artikulasi
dalam pendidikan berarti “kesatupaduan dan koordinasi segala pengalaman
belajar”. Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti kurikulum
secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan, menhilangkan
duplikasi, merevisi metode serta isi pengajaran, mengusahakan perluasan dan
kesinambungan kurikulum.
Untuk
menyusun artikulasi kurikulum diperlukan kerjasama dari berbagai pihak: para
administrator, kepala sekolah TK sampai rektor universitas, guru-guru dari setiap jenjang pendidikan,
orang tua murid, dan tokoh-tokoh masyarakat. Pelaksanaan penyusunan artikulasi
kurikulum itu tidak mudah karena perlu melibatkan pihak-pihak terkait yang
telah disebutkan itu, sehingga karena faktor kesulitan dalam proses
kerjasamanya maka seringkali tidak adanya koherensi dalam artikulasi kurikulum.
5. Sistem nilai yang heterogen
Masalah yang
juga dihadapi oleh pengembang kurikulum adalah bahwa dalam masyarakat nilai itu
tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen dan multifaset. Masyarakat
memiliki kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok
sosial, spiritual, dan sebagainya yang tiap kelompok itu memiliki nilai yang
berbeda.
6. Kurangnya kolaborasi dan koordinasi antara ahli
teorisi dan praktisi
Pengembangan
kurikulum bukan saja didasarkan atas konsep-konsep dalam ilmu namun juga atas
dasar perubahan perkembangan tuntutan kehidupan masyarakat. Dalam pengembangan
kurikulum yang sesuai dengan kondisi jaman maka dibutuhkan kolaborasi antara
para ahli teorisi (ahli pendidikan dan ahli kurikulum) yang mempunyai wawasan
dalam bidang keilmuan dengan para praktisi yang mengimplementasikan pelaksanaan
pengembangan kurikulum di lapangan. Jika
terjadi kurangnya kolaborasi dan koordinasi antara ahli teori dengan ahli
praktik maka pengembangan kurikulum tidak akan berjalan dengan efektif efisien.
7. Kurangnya partisipasi orang tua murid
Orang tua
juga memiliki peranan dalam pengembangan kurikulum baik dalam penyusunan maupun
pelaksanaan kurikulum. Meskipun dalam penyusunan kurikulum tidak semua orang
tua mampu karena hanya orang tua yang memiliki kemampuan memadai dalam hal
tersebut namun dalam pelaksanaan kurikulum orang tua memiliki peranan yang
besar. Terutama dalam pelaksanaan kurikulum di rumah yaitu dengan mengamati dan
mengikuti kegiatan belajar anaknya di rumah. Orang tua juga dapat
berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah seperti diskusi, lokakarya, seminar,
pertemuan orang tua-guru, pameran sekolah, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Jadi pendekatan pengembangan kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan
strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan
yang sistematis untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik.
Dilihat dari cakupan
pengembangannya apakah curiculum construction atau curiculum improvement, ada
dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum, yaitu
pendekatan top down dan pendekatan grass roots.
Ada beberapa model pengembangan
kurikulum, diantaranya pengembangan kurikulum model humanistik, pengembangan
kurikulum model subjek akademis, pengembangan kurikulum model rekonstruksi
sosial, pengembangan kurikulum model teknologis.
DAFTAR PUSTAKA
Chusna,
Asmaul. (2013). Pendekatan Pengembangan
Kurikulum. [Online] Tersedia:http://asmaulchusna-nana.blogspot.com/2013/02/pendekatan-pengembangan-kurikulum.html
[17
Febuari 2013]
Anggihblogs.(2012). Landasan dan Pendekatan Kurikulum. [Online] Tersedia:http://anggihblogs.blogspot.com/2012/04/makalah-landasan-dan-pendekatan.html
[17 April 2012]
Arjasa, Faylatzmay.(2013). Makalah Pendekatan Pengembangan Kurikulum. [Online]
Tersedia:http://tanziel703.blogspot.com/2013/11/makalah-pendekatan-pengembangan.html
[14 November 2013]
Amalia, Alin.(2013).Pendekatan, Model, Prosedur Pengembangan Kurikulum. [Online]
Tersedia: http://pgmistaisiliwangi.blogspot.com/2013/07/pendekatanmodelprosedur-pengembangan.html
[07 Juli 2013]
Powered by Blogger.
The best Baccarat sites for beginners, learn how to play baccarat
ReplyDeleteRead the complete guide on the baccarat site with tips, tricks, หาเงินออนไลน์ and the best Baccarat games. febcasino Play baccarat online now. 1xbet