• Posted by : Unknown Thursday 14 January 2016



    MAKALAH PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM dan PEMBELAJARAN
    Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Kurikulum & Pembelajaran
    Dosen Pengampuh : Heru Yuono, M.Pd

    Disusun oleh :
    Beti Wulandari            141350108

    Prodi: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
    Kelas / Semester : II/B



    Picture1.jpg


    SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
    PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
    METRO

    KATA PENGANTAR


    Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga kita dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.

    Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari pelajaran Kurikulum dan Pembelajaran. Dan makalah ini berjudul “Pendekatan Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran”. Tugas ini berfungsi dalam memperbanyak referensi penulis dalam mengikuti MK tersebut selain itu juga menambah wawasan kita sebagai mahasiswa.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan. Penulis sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan,untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan agar membantu dalam pembuatan makalah di masa yang akan datang agar menjadi lebih baik, sempurna dan memuaskan.

    Atas perhatian dan dukungannya penulis mengucapkan banyak terima kasih.





                                                                                                                Metro,     Mei 2015
                                                                                                               


    Penulis




    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL
    KATA PENGANTAR..........................................................................................          2
    DAFTAR ISI......................................................................................................            3

    BAB I PENDAHULUAN
    1.      Latar belakang masalah...........................................................................      4
    2.      Rumusan masalah....................................................................................      5
    3.      Tujuan.......................................................................................................      5
    BAB II PEMBAHASAN
    A.      Pengertian Pendekatan Pengembangan Kurikulum................................       6
    B.      Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum...............................................      8
    C.      Model-model Pengembangan Kurikulum................................................      10
    D.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum..............      11
    E.      Hambatan-hambatan dalam Pengembangan Kurikulum........................      12


    BAB III PENUTUP
    1.      KESIMPULAN...........................................................................................        15

    DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 16









    BAB I
    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah
    Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses pendidikan. Sasaran yang dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih dititik beratkan untuk meningkatkkan kualitas pendidikan. Pengembangan kurikulum merupakan proses faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Karena pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru dalam melakukan tugasnya mengajarkan bahan, menarik minat dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
    Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dinamis. Oleh karenanya kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta masyarakat yang sedang membangun. Hal ini dimaksudkan agar hasil pengembangan kurikulum tersebut sesuai dengan minat, bakat kebutuhan peserta didik, lingkungan, kebutuhan daerah, sehingga dapat mempelancar program pendidikan salam rangka perwujudan dan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
    Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
    Selain harus memperhatikan unsur-unsur diatas, di dalam mengembangkan sebuah kurikulum juga harus menganut beberapa prinsip dan melakukan pendekatan terlebih dahulu, sehingga di dalam penerapannya sebuah kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan seperti yang di harapkan. Dan pendekatan pengembangan kurikulum akan dijelaskan selengkapnya dalam pembahasan makalah ini yang berjudul “ Pendekatan Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran”.
    2.      Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
    1. Apa pengertian pendekatan pengembangan kurikulum?
    2. Pendekatan apa saja yang digunakan dalam pengembangan kurikulum ?

    3.      Tujuan
    Berdasarkan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
    1. Mengetahui pengertian pendekatan pengembangan kurikulum.
    2. Mengetahui macam-macam pendekatan pengembangan kurikulum.











    BAB II
    PEMBAHASAN

    A.   Pengertian Pendekatan Pengembangan Kurikulum

    Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolakatau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas. Menurut sukmadinata (2000 : 1), pengembangan kurikulum bisa berarti penyusun kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curuculum improvement). Selajutnya beliau juga menjelaskan, pada satu sisi pengembangan kurikulum berarti menyusun seluruh perangkat kurikulum mulai dari dasar-dasar kurikulum, struktur dan sebaran mata pelajaran, garis-garis besar program pengajaran, sampai dengan pedoman-pedoman pelaksanaan (macro curriculum). Pada sisi lainnya berkenaan dengan penjabaran kurikulum yang telah disusun oleh tim pusat menjadi rencana dan persiapan-persiapan mengajar yang lebih khusus, yang dikerjakan oleh guru-guru di sekolah, seperti penyusunan rencana tahunan, semester, satuan pelajaran, dan lain-lain (micro curriculum). Yang dimaksud pengembangan kurikulum dalam bahasan ini mencakup keduanya, tergantung pada konteks pendekatan dan model pengembangan kurikulum itu sendiri.

    Pendekatan, lebih menekankan pada usaha dan penerapan langkah-langkah atau cara kerja dengan menerapkan suatu strategi dan beberapa metode yang tepat, yang dijalankan sesuai dengan langkah-langkah yang sistematik untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik. Kurikulum merupakan suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan dan evaluasi kurikulum. Caswell mengartikan pengembangan kurikulum sebagai alat untuk membantu guru dalam melakukan tugas mengerjakan bahan, menarik minat murid dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi pendekatan pengembangan kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik.

    Dilihat dari cakupan pengembangannya apakah curiculum construction atau curiculum improvement, ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum. Pendekatan tersebut sebagai berikut:

    1.      Pendekatan Top Down
    Pendekatan Top Down atau pendekatan administratif, yaitu pendekatan dengan sistem komando dari atas ke bawah. Dikatakan pendekatan Top Down, disebabkan pengembangan kurikulum muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan atau para administrator atau dari para pemegang kebijakan (pejabat) pendidikan seperti dirjen atau kepala Kantor Wilayah. Selanjutnya dengan menggunakan semacam garis komando, pengembangan kurikulum menetes ke bawah. Oleh karena dimulai dari atas itulah, pendekatan ini juga dinamakan line staff model. Biasanya pendekatan ini banyak dipakai di negara-negara yang memiliki sistem pendidikan sentralisasi.

    2.      Pendekatan Grass Roots
    Pada model grass roots, inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau dari guru-guru sebagai implementator, kemudian menyebar pada lingkungan yang lebih luas, makanya pengembangan kurikulum ini disebut juga pengembangan kurikulum dari bawah ke atas. Oleh karena sifatnya yang demikian, maka pendekatan ini lebih banyak digunakan dalam penyempurnaan kurikulum (curiculum improvemnt), walaupun dalam skala yang terbatas mungkin juga digunakan dalam pengembangan kurikulum baru (curiculum constraction).

    Minimal ada dua syarat sebagai kondisi yang memungkinkan pendekatan grass root dapat berlangsung. Pertama, manakala kurikulum itu benar-benar bersifat lentur sehingga memberikan kesempatan kepada setiap guru secara lebih terbuka untuk memperbarui atau menyempurnakan kurikulum yang sedang diberakukan. Kurikulum yang bersifat kaku, yang hanya mengandung petunjuk dan persyaratan teknis sangat sulit dilakukan pengembangannya dengan pendekatan ini. Kedua, pendekatan grass root hanya mungkin terjadi jika guru memiliki sikap professional yan tinggi disertai kemampuan yang memadai.

    B.     Prinsip Prinsip Pengembangan kurikulum
    Nana Syaodih S. membagi prinsip pengembangan kurikulum menjadi dua, yaitu prinsip umum dan khusus.
    1.      Prinsip Umum
    Pertama, relevansi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevansi ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya adalah tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Selain itu, kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam, yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum (antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian).
    Kedua, fleksibilitas. Kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum yang baik adalah yang berisi hal-hal solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, maupun kemampuan, dan latar belakang peserta didik.
    Ketiga, kesinambungan. Perkembangan dan proses belajar peserta didik hendaknya berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus ataupun berhenti-henti. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan secara serempak, sehingga harus selalu ada komunikasi dan kerja sama antara para pemegang kurikulum SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
    Keempat, praktis. Kurikulum hendaknya mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana, dan biaya murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisiensi.
    Kelima, efektivitas. Walaupun kurikulum tersebut harus,sederhana,dan murah tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan.

    2. Prinsip Khusus
    a. Berkenaan dengan Tujuan pendidikan
    Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:
    ·         Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah yang dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, serta strategi pembangunan, termasuk di dalamnya pendidikan
    ·         Survey mengenai persepsi orang tua atau masyarakat tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara
    ·         Survey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu yang dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan berbagai media massa
    ·         Penelitian

    2.      Berkenaan dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar
    Yang perlu diperhatikan:
    ·         Apakah metode yang digunakan cocok untuk mengajar
    ·         Apakah metode memberikan kegiatan yang bervariasi
    ·         Apakah metode tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif,psikomotor
    ·         Apakah metode mengaktifkan peserta didik, guru, atau keduanya
    ·         Apakah metode dapat mendorong berkembangnya kemampuan baru
    ·         Apakah metode menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan rumah
    ·         Untuk belajar keterampilan lebih ditekankan learning by doing disamping learning by seeing and knowing.

    3.      Berkenaan dengan Pemilihan Media dan Alat Pengajaran
    Hal-hal yang dapat dipertimbangkan untuk memilih alat:
    ·         Alat atau media pengajaran apa yang diperlukan
    ·         Pembuatan alat memperhatikan siapa pembuat, biaya, waktu pembuatan
    ·         Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, modul, paket belajar, atau lainnya
    ·         Bagaimana pengintegrasian dalam keseluruhan kegiatan belajar
    ·         Hasil terbaik dengan menggunakan multimedia.

    4.      Prinsip yang Berkenaan dengan Pemilihan Kegiatan Penilaian
    ·         Penyusunan alat penilaian (tes)
    ·         Perencanaan suatu penilaian
    ·         Pengolahan suatu hasil penilaian


    C.    Model – Model Pengembangan Kurikulum
    1.      Pengembangan Kurikulum Model Humanistik
    Mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan. Peserta didik menjadi subjek pusat kegiatan pendidikan, agar mempunyai kemampuan, potensi dan kekuatan untuk berkembang. Tugas pendidik hanya menciptakan situasi yang permisif dan mendorong peserta didik untuk mencari dan mengembangkan pemecahan sendiri. Kurikulum model humanistik menjadikan manusia yang bisa menciptakan unsur kreativitas, spontanitas, kemandirian, kebebasan, aktivitas, pertumbuhan diri, termasuk keutuhan anak sebagai keseluruhan, minat, dan motivasi intrinsik.
    2.      Pengembangan Kurikulum Model Subjek Akademik
    Dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada sistemisasi disiplin ilmu masing-masing. Pengembangan kurikulum subjek akademik dilakukan dengan cara menetapkan lebih dahulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan untuk (persiapan) pengembangan disiplin ilmu. Model kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan, sehingga pendidikan diarahkan lebih bersifat intelektual.


    3.      Pengembangan Kurikulum Model Rekonstruksi Sosial
    Dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan keahlian bertolak dari problem yang dihadapi dalam masyarakat, selanjutnya dengan memerankan ilmu-ilmu dan teknologi, serta bekerja secara secara kooperatif dan kolaboratif, akan dicarikan upaya pemecahannya menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. Kurikulum model ini difokuskan pada problem yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Model kurikulum ini bersumber dari aliran pendidikan interaksional.
    4.      Pengembangan Kurikulum Model Teknologis (Sistemis)
    Kurikulum sebagai model teknologi pendidikan menekankan pada penyusunan program pengajaran dan rencana pelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem. Program pengajaran ini dapat menggunakan sistem saja, atau juga dengan alat atau media. Dalam konteks kurikulum model teknologi, teknologi pendidikan mempunyai dua aspek, yakni hardware berupa alat benda keras seperti proyektor, TV, LCD, radio, dan sebagainya, dan software berupa teknik penyusunan kurikulum, baik secara mikro maupun makro.

    D.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

    1.      Perguruan Tinggi
    Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari PT (Perguruan Tinggi) pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru di Perguruan Tinggi Keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan).
    Jenis pengetahuan yang dikembangkan di Perguruan Tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung pengembangan alat bantu dan media pendidikan.
    Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkannya. Penguasaan ilmu, baik ilmu pendidikan maupun bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah.

    2.      Masyarakat
    Sekolah merupakan bagian dari masyarakat dan mempersiapkan anak untuk kehidupan bermasyarakat. Sebagai bagian dari agen di masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya.
    3.      Sistem Nilai
    Masyarakat umumnya heterogen dan multifaset, banyak nilai yang berkembang di masyarakat. Masyarakat memiliki kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, kelompok spiritual. Dalam masyarakat juga terdapat aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, estetika, etika, religious, dsb yang memiliki sistem nilai yang berbeda. Sistem nilai itu juga berpengaruh pada kurikulum di sekolah baik secara tujuan, isi, metode, maupun evaluasi.

    E.     Hambatan-hambatan Dalam Pengembangan Kurikulum

    1.      Guru
    Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum, hal ini disebabkan oleh beberapa antara lain: karena kurang waktu, kurang kesesuaian antara sesama guru maupun kepala sekolah dan administrator, kemampuan dan pengetahuan guru sendiri yang masih belum memadai.
    2.      Masyarakat
    Masyarakat disini sebagai sumber input bagi sekolah. Keberhasilan pendidikan, ketepatan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan, serta input fakta dan pemikiran dari masyarakat.
    3.      Biaya
    Untuk pengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk kegiatan eksperimen baik metode, isi, atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.
    4.      Inkoherensi dalam artikulasi kurikulum
    Artikulasi dalam pendidikan berarti “kesatupaduan dan koordinasi segala pengalaman belajar”. Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan, menhilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi pengajaran, mengusahakan perluasan dan kesinambungan kurikulum.
    Untuk menyusun artikulasi kurikulum diperlukan kerjasama dari berbagai pihak: para administrator, kepala sekolah TK sampai rektor universitas,  guru-guru dari setiap jenjang pendidikan, orang tua murid, dan tokoh-tokoh masyarakat. Pelaksanaan penyusunan artikulasi kurikulum itu tidak mudah karena perlu melibatkan pihak-pihak terkait yang telah disebutkan itu, sehingga karena faktor kesulitan dalam proses kerjasamanya maka seringkali tidak adanya koherensi dalam artikulasi kurikulum.
    5.      Sistem nilai yang heterogen
    Masalah yang juga dihadapi oleh pengembang kurikulum adalah bahwa dalam masyarakat nilai itu tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen dan multifaset. Masyarakat memiliki kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, spiritual, dan sebagainya yang tiap kelompok itu memiliki nilai yang berbeda.
    6.      Kurangnya kolaborasi dan koordinasi antara ahli teorisi dan praktisi
    Pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas konsep-konsep dalam ilmu namun juga atas dasar perubahan perkembangan tuntutan kehidupan masyarakat. Dalam pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kondisi jaman maka dibutuhkan kolaborasi antara para ahli teorisi (ahli pendidikan dan ahli kurikulum) yang mempunyai wawasan dalam bidang keilmuan dengan para praktisi yang mengimplementasikan pelaksanaan pengembangan kurikulum di lapangan.  Jika terjadi kurangnya kolaborasi dan koordinasi antara ahli teori dengan ahli praktik maka pengembangan kurikulum tidak akan berjalan dengan efektif efisien.
    7.      Kurangnya partisipasi orang tua murid
    Orang tua juga memiliki peranan dalam pengembangan kurikulum baik dalam penyusunan maupun pelaksanaan kurikulum. Meskipun dalam penyusunan kurikulum tidak semua orang tua mampu karena hanya orang tua yang memiliki kemampuan memadai dalam hal tersebut namun dalam pelaksanaan kurikulum orang tua memiliki peranan yang besar. Terutama dalam pelaksanaan kurikulum di rumah yaitu dengan mengamati dan mengikuti kegiatan belajar anaknya di rumah. Orang tua juga dapat berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah seperti diskusi, lokakarya, seminar, pertemuan orang tua-guru, pameran sekolah, dan sebagainya.














    BAB III
    PENUTUP

    A.     KESIMPULAN
    Jadi pendekatan pengembangan kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik.
    Dilihat dari cakupan pengembangannya apakah curiculum construction atau curiculum improvement, ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum, yaitu pendekatan top down dan pendekatan grass roots.
    Ada beberapa model pengembangan kurikulum, diantaranya pengembangan kurikulum model humanistik, pengembangan kurikulum model subjek akademis, pengembangan kurikulum model rekonstruksi sosial, pengembangan kurikulum model teknologis.











    DAFTAR PUSTAKA
    Chusna, Asmaul. (2013). Pendekatan Pengembangan Kurikulum. [Online] Tersedia:http://asmaulchusna-nana.blogspot.com/2013/02/pendekatan-pengembangan-kurikulum.html [17 Febuari 2013]

    Anggihblogs.(2012). Landasan dan Pendekatan Kurikulum. [Online] Tersedia:http://anggihblogs.blogspot.com/2012/04/makalah-landasan-dan-pendekatan.html [17 April 2012]

    Arjasa, Faylatzmay.(2013). Makalah Pendekatan Pengembangan Kurikulum. [Online] Tersedia:http://tanziel703.blogspot.com/2013/11/makalah-pendekatan-pengembangan.html [14 November 2013]

    Amalia, Alin.(2013).Pendekatan, Model, Prosedur Pengembangan Kurikulum. [Online] Tersedia: http://pgmistaisiliwangi.blogspot.com/2013/07/pendekatanmodelprosedur-pengembangan.html [07 Juli 2013]


    { 1 comments... read them below or add one }

    1. The best Baccarat sites for beginners, learn how to play baccarat
      Read the complete guide on the baccarat site with tips, tricks, หาเงินออนไลน์ and the best Baccarat games. febcasino Play baccarat online now. 1xbet

      ReplyDelete

  • Powered by Blogger.

    Copyright © - Rifda Denita

    Rifda Denita - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan